TEKNOLOGI BETON
Bahan kuliah
Untuk Teknik Sipil
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
Yang Disusun oleh dosen pengasuh
Dimas Aji Purnomo, S.T.
REFERENSI
1. Amri, S., 2006, Teknologi Audit Forensik, Repair dan Retrofit untuk Rumah & bangunan
Gedung, Cetakan Pertama, Yayasan John Hi-Tech Idetama, Jakarta.
2. Amri, S., 2005, Teknologi Beton A-Z, Cetakan Pertama, Yayasan John Hi-Tech Idetama,
Jakarta.
3. Depertemen Pekerjaan Umum, 1989, Pedoman Beton 1989, SKBI-1.4.53.1988, UDC:693.5,
Draft Konsensus, Jakarta.
4. Depertemen Pekerjaan Umum, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-71) N.I. – 2,
UDC 35 (910) : 693.55, Bandung.
5. Ilham, A., 2005, Teknologi Bahan Konstruksi (Beton Kinerja Tinggi)
6. Mulyono, T., 2004, Teknologi Beton, Edisi Pertama, ANDI, Yogyakarta.
7. Munaf.D.R, dkk, 2003, Concrete Repair & Maintenance, Edisi Pertama, Yayasan John Hi-Tech
Idetama, Jakarta.
8. Nawy, E.G., 1990, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, Terjemahan oleh Bambang
Suryoatmono, Cetakan pertama, PT Erisco.
9. Nugraha. Paul, dkk, 2007, Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja
Tinggi, Edisi Pertama, ANDI Yogyakarta.
10. Robin Kerrod, 2000, Batuan dan Mineral (Rocks and Minerals), Alih Bahasa Ir. P.E.
Hehanussa, M.Sc., PT. Widyadara, Jakarta.
11. Soedarsona, Djoko Untung, 1985, Konstruksi Jalan Raya, Cetkan Ketiga, Pekerjaan Umum,
Jakarta.
12. Subakti,A., 1995, Teknologi Beton Dalam Praktek, FTSP-ITS, institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
13. Suriawan, Ari, 2005, Perkerasan Jalan Beton Semen Potland (Rigid Pavement), Beta offset,
14. Triwiyono. Andreas, 2001, Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton (Special Topic
2001/2002), Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
15. Warta, 2006, Semen dan Beton Indonesia, Asosiasi Semen Indonesia & Institut Semen dan
Beton Indonesia, Jakarta.
Arti Kata Beton
Matriks komposisi
Semen
+
Air
+
Agregat halus, misalnya pasir
+
Pasta
Semen
/grout Mortal
Beton
Agregat kasar, misalnya krikil/BPc
Kadang kala beton masih ditambah lagi dengan bahan kimia pembantu (admixture) untuk
mengubah sifat-sifatnya ketika masih berupa beton segar (fresh concrete) atau beton keras.
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda.
Kata Concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti tumbuh bersama
Atau menggabung menjadi satu.
Dalam bahasa Jepang digunakan kata katau-zai, yang arti harafiahnya material-material seperti tulang;
mungkin karena agregat mirip tulang-tulang hewan.
3
Tidak ada beban
Tidak ada beban
Beton bertulang
Beton Prestress
Terbeban
Terbeban
Beton Bertulang (reinforced concrete)=
Beton + Baja tulangan
Beton Pratekan(presstressed concrete) = Beton bertulang + Baja prategang
4
Pracetak dapat diartikan
sebagai suatu proses
produksi elemen
struktur/arsitektur bangunan
pada suatu tempat/lokasi
yang berbeda
Keunggulan pracetak:
1. Kecepatan dalam pelaksanaan
2. Pekerjaan di lokasi lebih
sederhana
3. Pihak yang bertanggungjawab
lebih sedikit.
4. Waktu konstruksi relatif singkat
Gambar lanjut & Ilmu Bangunan
Konstruksi
Preecast
Aspek kulitas, dimana beton dengan mutu prima dapat lebih mudah
dihasilkan di job site
PERSENTASE KOMPOSISI
Beton yang baik: setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortal
Ruang antar agregat harus terisi oleh mortal.
Jadi: kualitas pasta atau mortal menentukan kualiatas beton.
Semen adalah unsur kunci dalam beton, jumlahnya 7-15 % dari camp. Beton
Beton kurus/ lean concrete: beton yang jumlah semennya sedikit (sampai 7%)
Beton Gemuk/rich concrete: beton dengan jumlah semen baanyak (sampai 15%)
6
KEUNGGULAN BETON
1. Ketersediaannya (availability) meterial dasar. Biaya
Relatif Murah, Agregat & air biasanya didapat dari lokal
setempat, semen merupakan bahn termahal yang bisa
diproduksi dalam negeri.
2. Kemudahan untuk digunakan (versatility).
Pengangkutan mudah karena masing-masing bisa
diangkut secara terpisah. Beton bisa dipkai untuk
berbagai struktur, seperti bendungan, jalan, landasan,
dsb. Beton bertulang bisa untuk struktur yang lebih
berat, seperti jembatan, gedung, bangunan air lainnya
dsb.
3. Kemampuan beradaptasi (adaptability). Beton
bersifat monolit sehingga tidak memerlukan sambungan
seperti baja. Beton dapat dicetak dengan bentul dan
ukuran berapapun, misalnya pada struktur cangkang
(shell) maupun bentuk-bentuk khusus 3 dimensi. Beton
dapat diproduksi dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan situasi sekitarnya, Dari cara
sederhana yang tidak memerlukan ahli khusus (kecuali
beberapa pengawas yang sudah mempelajari teknologi
beton), sampai alat modern di pabrik yang serba
otomatis dan terkomputerisasi (industri beton yang
profesional).
4. Kebutuhan pemeliharaan
yang Minimal. Secara umum ke
tahanan (durability) beton cukup
tinggi, lebih tahan karat, sehingga
tidak perlu dicat seperti baja, dan
lebih tahan terhadap bahaya kebakaran
7
1.
Kelemahan Beton & Cara
Mengatasinya
Berat sendiri beton besar, sekitar 2.400 1. Untuk elemen struktur: membuat beton mutu
kg/m3. tinggi, beton pratekan, atau keduanya,
2.
3.
4.
5.
Kekuatan tariknya rendh meskipun
kekuatan tekannya besar.
Beton cenderung untuk retak karena
semen hidraulis. Baja tulangan bisa
berkarat, meskipun tidak terekspose
separah struktur baja.
Kualitas sangat tergantung cara
pelaksanaan di lapangan. Beton yang baik
maupun yang buruk dapat terbentuk dari
rumus dan campuran yang sama.
Struktur beton sulit untuk dipindahkan.
Pemakaian kembali atau daur ulang sulit
dan tidak ekonomis. Dalam hal ini struktur
baja lebih unggul, misalnya tinggal
melepas sambungannya saja.
sedangkan untuk elemen non-struktur dapat
memakai beton ringan.
2. Memakai beton bertulang atau pratekan.
3. Melakukan perawatan (curing) yang baik
untuk mencegah terjadinya retak, memakai
beton pratekan, atau memakai bahan
tambahan yang mengembang (expansive
admixture)
4. Mempelajari teknologi beton dan melakukan
pengawasan dan kontrol kualitas yang baik.
Bila perlu bisa memakai beton jadi (ready
mix) atau beton pracetak.
5. Beberapa elemen struktur dibuat pracetak
(precast) sehingga dapat dilepas per elemen
seperti baja. Kemungkinan untuk melakukan
beton recycle sedang dioptimasikan.
8
9
KINERJA BETON
Alasan kenapa Beton menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur :
•
•
•
•
1.
2.
1. Memenuhi kriteria konstruksi (mudah dikerjakan, di bentuk dan mempunyai nilai ekonomis )
2. Kekuatan tekan yang tinggi
3. Durabilitas / keawetan
Menurut SNI T.15-1990-03 penggunaan campuran beton yaitu
Rumah tinggal kekuatan tekan tidak melebihi 10 Mpa, boleh menggunakan campuran 1
semen; 2 pasir; 3 batu pecah dengan slump tidak lebih dari 100 mm.
Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 Mpa boleh menggunakan penakaran
volume, tetapi pengerjaan dengan kekuatan tekan lebih besar dari 20 Mpa harus menggunakan
camp berat
Abrams menyatakan bahwa jika :
•
•
FAS atau water content ratio lebih besar 0.6 maka kinerja kekuatan beton akan semakin
menurun.
FAS lebih kecil 0.6 maka kinerja kekuatan beton akan semakin besar.
10
SIFAT DAN KARATERISTIK PADA PERANCANGAN BETON
•
Kuat tekan beton
Adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas.
Penentuan kekuatan beton :
1.Alat uji tekan
2. Benda uji berbentuk silinder atau kubus pada umur 28 hari
•
Kemudahan pengerjaan
Kemudahan pengerjaan beton merupakan salah satu kinerja utama yang di butuhkan.
Walaupun suatu struktur beton dirancang agar mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, tetapi tidak
bisa di implementasikan di lapangan karena sulit maka percuma saja.
•
Rangkak dan susut
rangkak adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat beban bekerja.
susut adalah perubahan volume yang tidak berhubungan dengan beban.
11
• Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya rangkak dan susut :
1. Sifat bahan dasar beton ( komposisi dan kehalusan semon, kualitas adukan dan kandungan
mineral dalam agregat)
2. Rasio air terhadap jumlah semen ( water cement ratio
3. Suhu pada saat pengerasan (temperature)
4. Kelembaban nisbi pada saat proses penggunaan (humidity)
5. Umur betonpada saat beban bekerja
6. Nilai slump (slump test)
7. Lama pembebanan
8. Nilai tegangan
9. Nilai rasio permukaan komponen struktur
12
•
Tugas
1. jelaskan definisi dan deskripsi dari beton?
2. jelaskan kelebihan dan kekurangan beton?
3. pertimbangan apa yang harus diambil bagi seorang perencana untuk membuat sebuah campuran
beton?
4. jelaskan arti dari akronim beton sebagai material unggulan?
5. jelaskan dan gambarkan aktifitas pengerjaan beton?
Di kumpulkan minggu depan dalam bentuk softcopy dan hardcopy atau tulisan tangan
13
[ Click to Continue ]
1
BAB I
DASAR - DASAR IRIGASI
A. TUJUAN STRUKSIONAL KHUSUS (TM)
Adapun yang menjadi tujuan instruksional khusus dalam bab ini adalah bahwa
setelah mengikuti kuliah, mahasiswa akan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan irigasi
2. Menjelaskan pengaruh iklim, siklus air dan topografi
3. Menjelaskan kaitan saluran irigasi dan drainase
4. Menjelaskan satuan air dalam irigasi
5. Menjelaskan pembagian daerah irigasi.
Dalam bab ini mahasiswa diharapkan mengikuti materi kuliah dengan memiliki
literatur pokok yaitu Bahan Ajar Irigasi I, Kriteria Perencanaan Irigasi (KP), Petunjuk
Perencanaan Irigasi serta literatur lain yang berkaitan dengan materi – materi yang dibahas
dalam perkuliahan ini serta dalam perkuliahan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab serta pembahasan soal - soal.
B. PENDAHULUAN
Sebagaimana halnya penduduk dunia yang meningkat terus, kebutuhan makanan
dan bahan-bahan sandang untuk masyarakat juga akan meningkat. Masyarakat yang
mempunyai pengetahuan tentang irigasi akan ditantang untuk mencari penyelesaian
masalah kebutuhan makanan dan bahan - bahan sandang tersebut. Air harus harus
disediakan untuk tanah yang lebih luas, tanah yang tandus menjadi sangat produktif
apabila ada air irigasi. Produktivitas tanah yang sekarang menghasilkan makanan dan
bahan-bahan sandang yang mengandalkan curah hujan alamiah secara umum dapat
ditingkatkan secara bermakna dengan pemakaian air irigasi.
Irigasi adalah kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan usaha mendapatkan air
untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian, dan dalam tujuan irigasi
dibahas tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah dan tujuan irigasi secara
tidak langsung mencakup antara lain : mengatur suhu, membersihkan, memberantas hama,
mempertinggi permukaan air tanah, penggelontoran dan kolmatasi.
2
Pengaruh iklim, siklus air dan topografi mambahas pengaruh iklim yang berkaitan
dengan suhu udara dan suhu udara berpengaruh pada penguapan dan transpirasi yang
membahas pengaruh siklus air yang memberikan gambaran tentang prosesnya air di alam
mengalami penguapan karena faktor angin dan panas matahari, uap tersebut membubung
tinggi ke atas sampai pads titik tertentu mengalami penggumpalan air berupa awan, karena
tebal, luas dan berat maka gumpalan air berupa awan itu jatuh dalam bentuk hujan jatuh ke
bumi, tanaman laut, sungai dan danau ada yang bermuara pada areal baru sehingga terjadi
penguapan pula, sehingga proses ini berlangsung terus sepanjang waktu dalam kurun
waktu tak terhingga, dan terakhir pengaruh topografi yaitu pengaruh tinggi rendahnya
permukaan tanah terhadap daerah yang memberikan keuntungan atau kerugian bagi
masyarakat penghuni daerah tersebut.
Dalam kaitan saluran irigasi dengan saluran drainase disini dibahas tentang fungsi
saling menunjang dan berkaitan tetapi di dalam proses perencanaannya ditentukan oleh
faktor atau dasar asumsi yang berbeda.
Satuan air kolam irigasi dibahas tentang tebal air, volume air, debit air dan satuan
air yang digunakan oleh negara lain. Pembagian daerah irigasi disini membahas tentang
pembagian suatu daerah irigasi dari petak-petak yang lebih besar ke petak-petak yang lebih
kecil seperti : petak primer yang merupakan petak terbesar, petak sekunder, petak tersier
sampai petak kwarter yang merupakan petak terkecil.
D. POKOK MATERI
1.1. PENGERTIAN DAN TUJUAN .IRIGASI
1. Pengertian Irigasi.
Yang dimaksud dengan istilah irigasi adalah kegiatan - kegiatan yang bertalian dengan
usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian,
rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan sarana dan
prasarana untuk membagi-bagikan air ke sawah-sawah secara teratur dan membuang air
kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi tujuan pertanian. Masih sering kita
jumpai istilah irigasi ini diganti dengan istilah "Pengairan". Untuk sementara istilah irigasi
kita anggap punya pengertian yang sama dengan istilah pengairan.
3
2. Tujuan Irigasi
Dalam tujuan irigasi dibahas : tujuan irigasi secara langsung dan secara tidak langsung.
a. Tujuan irigasi secara langsung
Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai suatu kondisi
tanah yang baik untuk pertmbuhan tanaman dalam hubungannya dengan prosentase
kandungan air dan udara diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga
mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.
b. Tujuan irigasi secara tidak langsung
Tujuan irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat menunjang usaha
pertanian melalui berbagai cara antara lain :
1. Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan
tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan
dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.
2. Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya unsurunsur
racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah
untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan
ketempat pembuangan.
3. Memberantas hama, sebagai contoh dengan penggenangan maka Jiang tikus bisa
direndam dan tikus keluar, lebih mudah dibunuh.
4. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui dindingdinding
saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan
tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar meskipun permukaan tanah tidak
dibasahi.
5. Membersihkan buangan air kota (penggelontoran), misalnya dengan prinsip
pengenceran karena tanpa pengenceran tersebut air kotor dari kota akan
berpengaruh sangat jelek bagi pertumbuhan tanaman.
6. Kolmatasi, yaitu menimbun tanah-tanah rendah dengan jalan mengalirkan air
berlumpur dan akibat endapan lumpur tanah tersebut menjadi cukup tinggi
sehingga genangan yang terjadi selanjutnya tidak terlampau dalam kemudian
dimungkcinkan adanya usaha pertanian.
4
1.2. PENGARUH IKUM, SIKLUS AIR DAN TOPOGRAFI
1. Pengaruh iklim
Iklim mempunyai kaitan dengan suhu udara dan suhu udarapunya pengaruh pada
evaporasi dan transpirasi. Terjadinya perbedaan suhu udara merupakan salah satu
sebab terjadinya angin dan angin tersebut berpengaruh pula pada laju penguapan.
Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan,
dengan ciri utama banyak hujan pada musim penghujan dan jarang hujan pada
musim kemarau.
2. Pengaruh Siklus Air
Hidrologi telah memberitahukan adanya siklus. Kita membutuhkan air
untuk mengairi tanaman dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai menurut
kebutuhan tanaman agar berproduksi maksimum pada waktu yang diharapkan.
Sayanglah adanya bahwa sirkulasi air yang berlangsung tidak merata dan
distribusi air di alam tidak berlangsung sesuai kebutuhan tanaman ditiap-tiap
daerah pertanian.
Ketidakmerataan sirkulasi air itu menimbulkan persoalan-persoalan bagi
pemakai air termasuk para petani. Pada suatu saat petani bisa mendapat air yang
berlebihan sampai mengganggu usaha pertanian, tetapi pada saat lain bisa sangat
kekurangan air sehingga tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik. Pada daerah
tertentu bahkan terjadi banjir pada musim penghujan dan dilanda bahaya
kekurangan air pada musim kemarau.
Siklus air ini dimulai dari penguapan pada daratan, sungai, danau dan
lautan, uap air ini membumbung tinggi pada ketinggian tertentu air itu
menggumpal menjadi gumpalan awan, dalam kurun waktu tertentu suhu semakin
rendah gumpalan awan menjadi tebal dan berat maka karena sinar matahari awan
itu jatuh berupa hujan yang diterpa angin kemudian jatuh di bumi melalui darat,
sungai, danau, laut terus masuk ketanah sebagian sebagai limpasan kemudian air
ini kemabali menguap dan selanjutnya berputar tak henti-hentinya sehingga
merupakan siklus yang tak pernah berhenti.
5
3. Pengaruh Topografi
Topografi daerah seringkali kurang menguntungkan. Hujan yang jatuh
airnya sebagian mengalir dipermukaan menuju tempat yang rendah bahkan
akhirnya sebagian besar air hujan berada pada tempat-tempat yang lebih rendah
dari permukaan tanah daerah sekitarnya. Apabila pada suatu saat suatu daerah
kekurangan air terpaksa berpaling pada air pada tempat-tempat yang rendah
tersebut. Jadi pada suatu saat petani bisa diganggu air berlebihan dan perlu
memikirkan saluran drainase pada saat lain bisa kekurangan air dan perlu
memikirkan saluran pemberi untuk mengalirkan air ke tempat yang
membutuhkan, tetapi karena sebagian besar air berada pada tempat yang rendah
maka umumnya ada masalah tenaga untuk mengalirkan air tersebut.
Gambar I.1 Siklus Air
6
1.3. KAITAN SALURAN IRIGASI DAN SALURAN DRAINASE
Irigasi dan drainase di Indonesia hampir selalu mempunyai fungsi saling
rnenunjang dalam usaha mencapai hasil optimum dalam bidang pertanian. Penetapan suatu
jaringan pemberi perlu mengingat kaitannya dengan jaringan drainase, dan pada kondisi
yang tidak memaksa maka jaringan pemberi dan jaringan drainase perlu dibuat terpisah
walaupun memiliki fungsi saling menunjang dalam usaha pelayanan kebutuhan pertanian.
Saluran irigasi yang berfungsi ganda sebagai saluran pemberi dan saluran drainase
akan menimbulkan kesulitan - kesulitan pengoperasian dan saluran lebih cepat rusak. Juga
mengingat dasar penentuan kapasitas antara saluran pemberi dan saluran drainase memang
berbeda maka baik saluran maupun bangunan-bangunan yang mempunyai fungsi ganda itu
menjadi sukar perhitungannya dan mahal biaya pembuatannya. Jadi pada keadaan umum
sebagai prinsip dikehendaki adanya jaringan irigasi tersendiri dan jaringan drainase
tersendiri.
Saluran drainase ditentukan berdasar jumlah air pada suatu daerah yang harus
dibuang dalam waktu tertentu, sedangkan saluran pemberi ditentukan berdasar kebutuhan
maksimum untuk tanaman dengan memperhatikan adanya koefisien-koefisien kehilangan
air. Selanjutnya istilah saluran irigasi kits anggap punya pengertian sebagai saluran
pemberi, bahkan kata saluran umumnya dapat berarti pula sebagai saluran pemberi dalam
konteks pembicaraan lebih lanjut. Maka untuk saluran drainase selalu ditegaskan dengan
lengkap, saluran drainase atau saluran pembuangan.
1.4. SATUAN AIR DALAM IRIGASI
1. Tebal Air yang dinyatakan dalam nun,cm atau m, misal suatu jenis tanaman pads
suatudaerah membutuhkan 20 kali penyiraman sampai saat dipanen dan tiap kali
penyiraman 5 mm. Hal ini berarti bahwa sampai saat panen air yang dibutuhkan
untuk 20 kali penyiraman tersebut setebal 20 x 5 mm = 100 mm. Untuk tiap ha
tanaman dibutuhkan air 100 mm x 10.000 m2 = 1000 m3.
2. Volume Air untuk sate jenis tanaman tertentu selama masa tanam. Misal untuk satu
tanaman selama masa tanam dibutuhkan air a m3, maka apabila kita punya waduk
lapangan berisi air V m3 dan kehilangan air diperhitungkan b m3 berarti jumlah
tanaman yang bisa diairi dari waduk itu = (V-b)/a batang.
3. Satuan Debit Air yang menyatakan debit air untuk melayani suatu satuan luas.
7
4. Umumnya dinyatakan dalam satuan liter/detik/hektar atau dalam satuan
m3/detik/hektar. Cara ini hampir selalu dipakai dalam perhitungan-perhitungan untuk
menetapkan dimensi saluran baik saluran pemberi maupun saluran drainase.
Seringkali perhitungan kebutuhan air dengan satuan-satuan lain perlu diubah ke
dalam satuan ini supaya rumus-rumus yang menggunakan debit sebagai parameter
dapat diselesaikan dengan mudah.
5. Duty of Water, Merupakan luas areal yang dapat diairi oleh debit tertentu. Satuan ini
dinamai " duty of water". Misalnya untuk suatu jenis tanaman tertentu pada suatu
areal dty of water = A acres. Negara yang sering menggunakan satuan ini misalnya
USA, dan debit umumnya dinyatakan dalam second foot atau cusec. Duty of water A
acres berarti debit aliran 1 cusec dapat melayani areal seluas a acres. Untuk merubah
ke dalam satuan metrik 1 cusec = 28,3 liter/det dan 1 acre = 4047 m2. Yang dimaksud
1 cusec adalah debit sebesar 1 ft3/detik.
1.5. PEMBAGIAN DAERAH IRIGASI
Pembagian suatu daerah irigasi ke dalam petak-petak lebih kecil.
1. Petak Primer adalah saluran induk yang mengambil air langsung dari bangunan
penangkap air, misalnya bendung pada sungai. Daerah pengairan yang dilayani saluran
induk ini merupakan suatu kesatuan daerah irigasi yang disebut petak primer. Saluransaluran
sekunder mengambil air dari saluran induk (saluran primer) dan melayani
sebagian daerah petak primer.
2. Petak Sekunder adalah petak irigasi yang mengambil / memperoleh air dari saluran
sekunder.
3. Petak Tersier adalah petak irigasi yang lebih kecil dari petak sekunder yang mengambil
air dari bangunan bagi pada saluran sekunder maupun pada saluran.
4. Petak kwarter
Cabang-cabang saluran tersier ini merupakan saluran-saluran kwarter dan melayani
petak-petak kwarter. Dalam suatu daerah irigasi, pembagian daerah ke dalam petak -
petak lebih kecil dengan makdud mencapai pembagian daerah yang ideal untuk
menunjang pengelolaan air yang efektif tidak selalu mudah berhubung keadaan daerah
yang sudah punya batas-batas alam dan kerap kali batas-batas alam tersebut kurang
teratur. Maka untuk maksud pembagian daerah secara baik kerap kali dibuat saluran
sub sekunder yang melayani petak sub sekunder, saluran sub tersier yang melayani
8
petak sub tersier dan saluran sub kwarter yang melayani petak sub kwarter. Saluran
kwarter dalam pembicaraan irigasi Bering juga disebut saluran distribusi. Pengelolaan
air pada tingkat tersier pada umumnya dilakukan oleh petani sendiri, dan kontrol yang
dilakukan pemerintah umumnya masih terbatas pada saluran sekunder keudik, meliputi
saluran primer dan bangunan penangkap airnya.
Pada beberapa petek tersier percontohan pemerintah membantu petani mengatur
penggunaan air pada tingkat tersier dengan maksud hasil-hasil yang baik dapat ditiru di
tempat lain. Demikian pula untuk beberapa daerah pemerintah telah membuat
perencanaan teknis sampai tingkat tersier.
D. EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan irigasi ? Jelaskan !
2. Coba sebutkan tujuan irigasi secara tidak langsung ? Jelaskan !
3. Gambarkanlah siklus air dengan lengkap, sehingga menggambarkan suatu siklus
yang tak pernah putus !
4. Apa yang menentukan di dalam merencanakan saluran irigasi dan drainase ? Jelaskan
!
5. Apa yang dimaksud dengan satuan debit air ? Jelaskan!
6. Apa perbedaan antara petak primer dengan petak sekunder ? Jelaskan !
7. Siapakah yang mengelola air pada tingkat tersier ? Jelaskan !
[ Click to Continue ]
BAB I
DASAR - DASAR IRIGASI
A. TUJUAN STRUKSIONAL KHUSUS (TM)
Adapun yang menjadi tujuan instruksional khusus dalam bab ini adalah bahwa
setelah mengikuti kuliah, mahasiswa akan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan irigasi
2. Menjelaskan pengaruh iklim, siklus air dan topografi
3. Menjelaskan kaitan saluran irigasi dan drainase
4. Menjelaskan satuan air dalam irigasi
5. Menjelaskan pembagian daerah irigasi.
Dalam bab ini mahasiswa diharapkan mengikuti materi kuliah dengan memiliki
literatur pokok yaitu Bahan Ajar Irigasi I, Kriteria Perencanaan Irigasi (KP), Petunjuk
Perencanaan Irigasi serta literatur lain yang berkaitan dengan materi – materi yang dibahas
dalam perkuliahan ini serta dalam perkuliahan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab serta pembahasan soal - soal.
B. PENDAHULUAN
Sebagaimana halnya penduduk dunia yang meningkat terus, kebutuhan makanan
dan bahan-bahan sandang untuk masyarakat juga akan meningkat. Masyarakat yang
mempunyai pengetahuan tentang irigasi akan ditantang untuk mencari penyelesaian
masalah kebutuhan makanan dan bahan - bahan sandang tersebut. Air harus harus
disediakan untuk tanah yang lebih luas, tanah yang tandus menjadi sangat produktif
apabila ada air irigasi. Produktivitas tanah yang sekarang menghasilkan makanan dan
bahan-bahan sandang yang mengandalkan curah hujan alamiah secara umum dapat
ditingkatkan secara bermakna dengan pemakaian air irigasi.
Irigasi adalah kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan usaha mendapatkan air
untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian, dan dalam tujuan irigasi
dibahas tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah dan tujuan irigasi secara
tidak langsung mencakup antara lain : mengatur suhu, membersihkan, memberantas hama,
mempertinggi permukaan air tanah, penggelontoran dan kolmatasi.
2
Pengaruh iklim, siklus air dan topografi mambahas pengaruh iklim yang berkaitan
dengan suhu udara dan suhu udara berpengaruh pada penguapan dan transpirasi yang
membahas pengaruh siklus air yang memberikan gambaran tentang prosesnya air di alam
mengalami penguapan karena faktor angin dan panas matahari, uap tersebut membubung
tinggi ke atas sampai pads titik tertentu mengalami penggumpalan air berupa awan, karena
tebal, luas dan berat maka gumpalan air berupa awan itu jatuh dalam bentuk hujan jatuh ke
bumi, tanaman laut, sungai dan danau ada yang bermuara pada areal baru sehingga terjadi
penguapan pula, sehingga proses ini berlangsung terus sepanjang waktu dalam kurun
waktu tak terhingga, dan terakhir pengaruh topografi yaitu pengaruh tinggi rendahnya
permukaan tanah terhadap daerah yang memberikan keuntungan atau kerugian bagi
masyarakat penghuni daerah tersebut.
Dalam kaitan saluran irigasi dengan saluran drainase disini dibahas tentang fungsi
saling menunjang dan berkaitan tetapi di dalam proses perencanaannya ditentukan oleh
faktor atau dasar asumsi yang berbeda.
Satuan air kolam irigasi dibahas tentang tebal air, volume air, debit air dan satuan
air yang digunakan oleh negara lain. Pembagian daerah irigasi disini membahas tentang
pembagian suatu daerah irigasi dari petak-petak yang lebih besar ke petak-petak yang lebih
kecil seperti : petak primer yang merupakan petak terbesar, petak sekunder, petak tersier
sampai petak kwarter yang merupakan petak terkecil.
D. POKOK MATERI
1.1. PENGERTIAN DAN TUJUAN .IRIGASI
1. Pengertian Irigasi.
Yang dimaksud dengan istilah irigasi adalah kegiatan - kegiatan yang bertalian dengan
usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian,
rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan sarana dan
prasarana untuk membagi-bagikan air ke sawah-sawah secara teratur dan membuang air
kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi tujuan pertanian. Masih sering kita
jumpai istilah irigasi ini diganti dengan istilah "Pengairan". Untuk sementara istilah irigasi
kita anggap punya pengertian yang sama dengan istilah pengairan.
3
2. Tujuan Irigasi
Dalam tujuan irigasi dibahas : tujuan irigasi secara langsung dan secara tidak langsung.
a. Tujuan irigasi secara langsung
Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai suatu kondisi
tanah yang baik untuk pertmbuhan tanaman dalam hubungannya dengan prosentase
kandungan air dan udara diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga
mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.
b. Tujuan irigasi secara tidak langsung
Tujuan irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat menunjang usaha
pertanian melalui berbagai cara antara lain :
1. Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan
tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan
dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.
2. Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya unsurunsur
racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah
untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan
ketempat pembuangan.
3. Memberantas hama, sebagai contoh dengan penggenangan maka Jiang tikus bisa
direndam dan tikus keluar, lebih mudah dibunuh.
4. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui dindingdinding
saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan
tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar meskipun permukaan tanah tidak
dibasahi.
5. Membersihkan buangan air kota (penggelontoran), misalnya dengan prinsip
pengenceran karena tanpa pengenceran tersebut air kotor dari kota akan
berpengaruh sangat jelek bagi pertumbuhan tanaman.
6. Kolmatasi, yaitu menimbun tanah-tanah rendah dengan jalan mengalirkan air
berlumpur dan akibat endapan lumpur tanah tersebut menjadi cukup tinggi
sehingga genangan yang terjadi selanjutnya tidak terlampau dalam kemudian
dimungkcinkan adanya usaha pertanian.
4
1.2. PENGARUH IKUM, SIKLUS AIR DAN TOPOGRAFI
1. Pengaruh iklim
Iklim mempunyai kaitan dengan suhu udara dan suhu udarapunya pengaruh pada
evaporasi dan transpirasi. Terjadinya perbedaan suhu udara merupakan salah satu
sebab terjadinya angin dan angin tersebut berpengaruh pula pada laju penguapan.
Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan,
dengan ciri utama banyak hujan pada musim penghujan dan jarang hujan pada
musim kemarau.
2. Pengaruh Siklus Air
Hidrologi telah memberitahukan adanya siklus. Kita membutuhkan air
untuk mengairi tanaman dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai menurut
kebutuhan tanaman agar berproduksi maksimum pada waktu yang diharapkan.
Sayanglah adanya bahwa sirkulasi air yang berlangsung tidak merata dan
distribusi air di alam tidak berlangsung sesuai kebutuhan tanaman ditiap-tiap
daerah pertanian.
Ketidakmerataan sirkulasi air itu menimbulkan persoalan-persoalan bagi
pemakai air termasuk para petani. Pada suatu saat petani bisa mendapat air yang
berlebihan sampai mengganggu usaha pertanian, tetapi pada saat lain bisa sangat
kekurangan air sehingga tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik. Pada daerah
tertentu bahkan terjadi banjir pada musim penghujan dan dilanda bahaya
kekurangan air pada musim kemarau.
Siklus air ini dimulai dari penguapan pada daratan, sungai, danau dan
lautan, uap air ini membumbung tinggi pada ketinggian tertentu air itu
menggumpal menjadi gumpalan awan, dalam kurun waktu tertentu suhu semakin
rendah gumpalan awan menjadi tebal dan berat maka karena sinar matahari awan
itu jatuh berupa hujan yang diterpa angin kemudian jatuh di bumi melalui darat,
sungai, danau, laut terus masuk ketanah sebagian sebagai limpasan kemudian air
ini kemabali menguap dan selanjutnya berputar tak henti-hentinya sehingga
merupakan siklus yang tak pernah berhenti.
5
3. Pengaruh Topografi
Topografi daerah seringkali kurang menguntungkan. Hujan yang jatuh
airnya sebagian mengalir dipermukaan menuju tempat yang rendah bahkan
akhirnya sebagian besar air hujan berada pada tempat-tempat yang lebih rendah
dari permukaan tanah daerah sekitarnya. Apabila pada suatu saat suatu daerah
kekurangan air terpaksa berpaling pada air pada tempat-tempat yang rendah
tersebut. Jadi pada suatu saat petani bisa diganggu air berlebihan dan perlu
memikirkan saluran drainase pada saat lain bisa kekurangan air dan perlu
memikirkan saluran pemberi untuk mengalirkan air ke tempat yang
membutuhkan, tetapi karena sebagian besar air berada pada tempat yang rendah
maka umumnya ada masalah tenaga untuk mengalirkan air tersebut.
Gambar I.1 Siklus Air
6
1.3. KAITAN SALURAN IRIGASI DAN SALURAN DRAINASE
Irigasi dan drainase di Indonesia hampir selalu mempunyai fungsi saling
rnenunjang dalam usaha mencapai hasil optimum dalam bidang pertanian. Penetapan suatu
jaringan pemberi perlu mengingat kaitannya dengan jaringan drainase, dan pada kondisi
yang tidak memaksa maka jaringan pemberi dan jaringan drainase perlu dibuat terpisah
walaupun memiliki fungsi saling menunjang dalam usaha pelayanan kebutuhan pertanian.
Saluran irigasi yang berfungsi ganda sebagai saluran pemberi dan saluran drainase
akan menimbulkan kesulitan - kesulitan pengoperasian dan saluran lebih cepat rusak. Juga
mengingat dasar penentuan kapasitas antara saluran pemberi dan saluran drainase memang
berbeda maka baik saluran maupun bangunan-bangunan yang mempunyai fungsi ganda itu
menjadi sukar perhitungannya dan mahal biaya pembuatannya. Jadi pada keadaan umum
sebagai prinsip dikehendaki adanya jaringan irigasi tersendiri dan jaringan drainase
tersendiri.
Saluran drainase ditentukan berdasar jumlah air pada suatu daerah yang harus
dibuang dalam waktu tertentu, sedangkan saluran pemberi ditentukan berdasar kebutuhan
maksimum untuk tanaman dengan memperhatikan adanya koefisien-koefisien kehilangan
air. Selanjutnya istilah saluran irigasi kits anggap punya pengertian sebagai saluran
pemberi, bahkan kata saluran umumnya dapat berarti pula sebagai saluran pemberi dalam
konteks pembicaraan lebih lanjut. Maka untuk saluran drainase selalu ditegaskan dengan
lengkap, saluran drainase atau saluran pembuangan.
1.4. SATUAN AIR DALAM IRIGASI
1. Tebal Air yang dinyatakan dalam nun,cm atau m, misal suatu jenis tanaman pads
suatudaerah membutuhkan 20 kali penyiraman sampai saat dipanen dan tiap kali
penyiraman 5 mm. Hal ini berarti bahwa sampai saat panen air yang dibutuhkan
untuk 20 kali penyiraman tersebut setebal 20 x 5 mm = 100 mm. Untuk tiap ha
tanaman dibutuhkan air 100 mm x 10.000 m2 = 1000 m3.
2. Volume Air untuk sate jenis tanaman tertentu selama masa tanam. Misal untuk satu
tanaman selama masa tanam dibutuhkan air a m3, maka apabila kita punya waduk
lapangan berisi air V m3 dan kehilangan air diperhitungkan b m3 berarti jumlah
tanaman yang bisa diairi dari waduk itu = (V-b)/a batang.
3. Satuan Debit Air yang menyatakan debit air untuk melayani suatu satuan luas.
7
4. Umumnya dinyatakan dalam satuan liter/detik/hektar atau dalam satuan
m3/detik/hektar. Cara ini hampir selalu dipakai dalam perhitungan-perhitungan untuk
menetapkan dimensi saluran baik saluran pemberi maupun saluran drainase.
Seringkali perhitungan kebutuhan air dengan satuan-satuan lain perlu diubah ke
dalam satuan ini supaya rumus-rumus yang menggunakan debit sebagai parameter
dapat diselesaikan dengan mudah.
5. Duty of Water, Merupakan luas areal yang dapat diairi oleh debit tertentu. Satuan ini
dinamai " duty of water". Misalnya untuk suatu jenis tanaman tertentu pada suatu
areal dty of water = A acres. Negara yang sering menggunakan satuan ini misalnya
USA, dan debit umumnya dinyatakan dalam second foot atau cusec. Duty of water A
acres berarti debit aliran 1 cusec dapat melayani areal seluas a acres. Untuk merubah
ke dalam satuan metrik 1 cusec = 28,3 liter/det dan 1 acre = 4047 m2. Yang dimaksud
1 cusec adalah debit sebesar 1 ft3/detik.
1.5. PEMBAGIAN DAERAH IRIGASI
Pembagian suatu daerah irigasi ke dalam petak-petak lebih kecil.
1. Petak Primer adalah saluran induk yang mengambil air langsung dari bangunan
penangkap air, misalnya bendung pada sungai. Daerah pengairan yang dilayani saluran
induk ini merupakan suatu kesatuan daerah irigasi yang disebut petak primer. Saluransaluran
sekunder mengambil air dari saluran induk (saluran primer) dan melayani
sebagian daerah petak primer.
2. Petak Sekunder adalah petak irigasi yang mengambil / memperoleh air dari saluran
sekunder.
3. Petak Tersier adalah petak irigasi yang lebih kecil dari petak sekunder yang mengambil
air dari bangunan bagi pada saluran sekunder maupun pada saluran.
4. Petak kwarter
Cabang-cabang saluran tersier ini merupakan saluran-saluran kwarter dan melayani
petak-petak kwarter. Dalam suatu daerah irigasi, pembagian daerah ke dalam petak -
petak lebih kecil dengan makdud mencapai pembagian daerah yang ideal untuk
menunjang pengelolaan air yang efektif tidak selalu mudah berhubung keadaan daerah
yang sudah punya batas-batas alam dan kerap kali batas-batas alam tersebut kurang
teratur. Maka untuk maksud pembagian daerah secara baik kerap kali dibuat saluran
sub sekunder yang melayani petak sub sekunder, saluran sub tersier yang melayani
8
petak sub tersier dan saluran sub kwarter yang melayani petak sub kwarter. Saluran
kwarter dalam pembicaraan irigasi Bering juga disebut saluran distribusi. Pengelolaan
air pada tingkat tersier pada umumnya dilakukan oleh petani sendiri, dan kontrol yang
dilakukan pemerintah umumnya masih terbatas pada saluran sekunder keudik, meliputi
saluran primer dan bangunan penangkap airnya.
Pada beberapa petek tersier percontohan pemerintah membantu petani mengatur
penggunaan air pada tingkat tersier dengan maksud hasil-hasil yang baik dapat ditiru di
tempat lain. Demikian pula untuk beberapa daerah pemerintah telah membuat
perencanaan teknis sampai tingkat tersier.
D. EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan irigasi ? Jelaskan !
2. Coba sebutkan tujuan irigasi secara tidak langsung ? Jelaskan !
3. Gambarkanlah siklus air dengan lengkap, sehingga menggambarkan suatu siklus
yang tak pernah putus !
4. Apa yang menentukan di dalam merencanakan saluran irigasi dan drainase ? Jelaskan
!
5. Apa yang dimaksud dengan satuan debit air ? Jelaskan!
6. Apa perbedaan antara petak primer dengan petak sekunder ? Jelaskan !
7. Siapakah yang mengelola air pada tingkat tersier ? Jelaskan !
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan
petunjuk-Nya. Saya dapat menyelesaikan makalah beton
yang berjudul “istilah dan cara pengecoran beton“.
Adapun manfaat dari makalah ini kita akan dapat mengetahui beberapa cara
pengecoran dalam pembuatan dan istilah dalam beton.kita lebih banyak tau ketika kita
mengerti tentang
pengertian ilmu beton dan hubungannya dengan pekerjaan-
teknik sipil.
Makalah ini saya sadari jauh dari kata sempurnaan, dan semoga
makalah ini
dapat bermanfaat bagi
kita semua.
BANYUWANGI,NOVEMBER,2016
PRASTYO RIYADI
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Maksud pengujian kekuatan beton adlah untuk menentukan terpenuhinya spesifikasi kekuatan dan
mengukur variabilitas beton. Beton adalah suatu massa yang keras terdiri dan
bahan-bahan yang heterogen.Variabilitas karakteristik dan setiap bahan penyusun
dalam beton dapat menyebabkan variasi kekuatan dalam beton. Variasi kekuatan ini dapat juga disebabkan
oleh pelaksanaan dalam penentuan proporsi campuran, pelaksanaan pencampuran,
pengangkutan, penuanangan dan pemeliharaan beton, selain Variasi kekuatan dapat
juga sisebabkan oleh fabrikasi, pengujian, dan perlakuan pada benda-benda uji.
Variasi dalam kekuatan beton dapat diterima, namun, beton yang berkualitas
cukup dapat dihasilkan jika dilakukan kontrol yang baik, hasil uji
diinterprestasikan dengan akurat dan mempertimbangkan batasan-batasan yang
ada.Kontrol yang baik dapat dicapai dengan menggunakan bahan-bahan yang
memenuhi syarat,penakaran dan pencampuran bahan yang benar, sesuai dengan
kualitas yang diinginkan, serta pelaksanaan yang baik dalam pengangkutan, penuangan, perawatan dan
pengujian.
B. TujuanPenulisan
1. Mengetahui cara pengecoran pada cuaca panas
2. Mengetahui maksut transit-mixed concrete,central-mixed concrete dan
shrink-mixed
3. Mengetahui yang di maksut beton pompa dan gambarnya
4. Mengetahui metode slipform,shotcrete pengecoran di dalam air ,beton
tremie,beton proses vakum
5. Mengetahui jenis jenis susut ,rangkak dan retak ,dan cara penangananya
6. Mengetahui cara pengujian beton segar dan keras
7. Mengetahui
cara mengevaluasi struktur yang sudah ada
BAB II
PEMBAHASAN
Pengecoran Beton saat cuaca panas akibat sinar matahari
Suhu panas dari
panas matahari dan tiupan angin yang kencang dan kering mempengaruhi beton
sehingga lekas kaku dan sangat menyulitkan dalam pengerjaan pengecoran seperti
penempatan, perataan dan pemadatan hal ini akan berujung dengan mutu beton yang
turun dapat sampai ke angka 15% lebih rendah selain itu bentuk visual yang bisa
saja keropos dan tidak halus permukaanya, karena hal ini menggoda tukang untuk
menambahkan air pada adukan yang mana ini tabu bagi mutu beton, inilah yang
menjadi tujuan dari penulisan ini untuk membahas hala apasaja akibat dan
bagaimana cara mengurangi atau menghindarinya.
Pengaruh cuaca panas
ini dapat berakibat seperti :
1. Harus digunakan
lebih banyak air untuk mendapatkan slump yang sama sehingga memboroskan
pemakaian semen.
2. Kehilangan slump
dalam waktu cepat (cepat kaku)
3. Waktu pengikatan
lebih cepat/setting lebih awal, sehingga pengerjaan dan finising lebih sulit.
4. Sulit untuk di
padatkan
5. Kekuatan yang di
dapat lebih rendah atau mutu menurun.
6. Penyusutan awal
lebih besar
7. Bahaya plastic
craking lebih besar
8. Pemeliharaan pada
saat pengikatan sangat diperlukan
9. Pendinginan
material beton perlu diadakan
10. Berkurangnya
sifat ketahanan beton (durability)
11. Keseragaman pada
permukaan tampak berkurang/sulit untuk di rapihkan.
12. Yang paling
parah beton akan retak retak saat dikerjakan dan saat setelah pengerasan.
Tindakan
pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pengedalian suhu
pada material beton seperti aggregat, pasir, air, dengan menjaga material tetap
dingin maka perlu dilakukan beberapa hal, seperti material di jaga tetap dingin
dengan di tutup, aggregat di siram air sedikit sedikit (diperciki) secara
periodik. Gunakan air yang dingin dan stok air di gunakan wadah yang berwarna
putih jangan hitam, bila perlu di tambah es batu, hindari pemakaian semen yang
memiliki panas hidrasi yang tinggi. bahwa kita dapat mereduksi 1 derajat
celcius suhu beton dengan menurunkan suhu aggregat 2 derajat celcius dan 4
derajat celcius dari suhu air.
2. Mereduksi waktu
pengangkutan dan pengerjaan harus cepat.
3. Penutupan beton
selama periode [pengangkutan.
4. Alat angkut harus
diperciki dengan air secara periodik
5. Seluruh instalasi
pencampur dan pengangkut sebaiknya harus di cat putih karena warna putih dapat
mereduksi suhu 17 derajat celicius dibandingkan dengan warna hitam.
6. Penambahan air di
dalam campuran pada batas tertentu masih dalat di toleransi atas nasehat
seorang ahli.
7. Menggunakan bahan
aditive untuk memperlambat proses pengerasan.
8. Untuk jarak yang
jauh gunakan truk mixer agar terindung dengan baik.
9. Ubah waktu
pengecoran misalnya laksanaka pada malam hari saja.
10. Hindari
pemanasan acuan atau sirami acuan sampai jenuh air dan dingin.
11. lakukan perawatan
dengan baik dan sempurna.
Beton yang
dihasilkan pada kondiri panas matahari seperti ini bila tidak di reduksi maka
akan berpengaruh terhadap mutu lebih besar dari 15% lebih rendah. terimah kasih
semoga bermanfaat. Pekerjaan ini diarankan untuk hati hati pada saar pengecoran
Plat lantai beton, pengecoran jalan raya, pengecoran yang luas permukaannya
besar lainnya atau pekerjaan pengecoran volume besar atau beton massa.
Transit Mix ( "batched
kering" atau "truk dicampur") Beton
Dalam campuran beton transit, semua bahan baku dimuat
langsung ke dalam mixer truck. Tidak ada mixer pabrik yang terlibat. Beberapa
atau semua air pencampuran biasanya diperkenalkan di pabrik. Mixer drum diputar
pada pengisian kecepatan saat loading.
Ada tiga metode untuk pencampuran beton dalam mixer
truck:
1. Beton dapat dicampur di jobsite. Bahan ditumpuk ke
dalam mixer truk dan diangkut ke tempat kerja dengan drum berputar pada lambat,
kecepatan agitating. Setelah tiba di lokasi, beton kemudian benar-benar
dicampur dengan truk pencampuran. Metode ini telah digunakan secara tradisional
pada waktu pengiriman lebih lama, tetapi dengan munculnya baru-baru ini sistem
campuran set kontrol baru, metode ini secara bertahap jatuh dari nikmat.
2. Beton dapat dicampur di halaman. Ini adalah cara
paling umum untuk campuran beton yang diproduksi di pabrik angkutan campuran.
drum diaktifkan dengan kecepatan tinggi sekitar 70 revolusi, di 12-18 putaran
per menit, sebelum mengemudi ke lokasi pembangunan. Dengan menyelesaikan
pencampuran di halaman, prosedur ini memungkinkan tim batch untuk memeriksa dan
menyesuaikan kemerosotan dan udara dari batch, jika diperlukan, sebelum
meninggalkan pabrik. beton diaduk perlahan saat mengemudi ke tempat kerja.
3. Beton dapat dicampur dalam perjalanan. drum
diaktifkan dengan kecepatan sedang saat mengemudi untuk pekerjaan, dan kemudian
melambat kecepatan agitating. Ini menghemat bahan bakar, memakai gendang dan
over-pencampuran beton. Namun, itu tidak memungkinkan operator untuk memeriksa
beban sepenuhnya sebelum meninggalkan pabrik.
Central Mix Concrete
Central campuran tanaman beton termasuk mixer
stasioner yang memadukan bahan beton sebelum dibuang ke dalam mixer truck. Truk
mixer digunakan terutama sebagai agitator ketika beton terpusat campuran. unit
haul-mengagitasi non seperti dump truk dapat juga digunakan untuk memberikan
beton (biasanya jarak yang relatif singkat) dari tanaman campuran pusat.
Keuntungan utama dari pusat pencampuran antara batching lebih cepat dan
mengurangi keausan pada drum truk mixer. Namun, tanaman campuran pusat bisa
lebih mahal untuk membeli dan memelihara dari tanaman angkutan campuran.
Shrink Mix Concrete
Mengecilkan campuran beton sebagian dicampur dalam
mixer pusat dan kemudian dibebankan ke dalam mixer truk, di mana pencampuran
selesai. Truk mixer dihidupkan dengan kecepatan tinggi saat pengisian beton.
Pencampuran dapat diselesaikan di pabrik atau di tempat kerja. Jumlah putaran
yang diperlukan untuk menyelesaikan pencampuran menyusut campuran beton di
mixer truck bervariasi tergantung pada ukuran kapal mixer pusat dan durasi
pencampuran atau co-berbaur semua bahan (sering kurang dari 90 detik), tapi
umumnya sekitar 30 putaran drum truk mixer menghasilkan campuran keseragaman
seluruh beban.
-beton
pompa
Definisi
Pompa
beton (concrete pump) adalah alat untuk menaikkan/ memindahkan/ menyalurkan
beton ready mix concrete dari truk mixer ke titik pengecoran yang biasanya
tidak berdekatan dengan lokasi parkir truk mixer. Penggunaan alat ini akan
sangat memudahkan pelaksana konstruksi karena lebih menghemat tenaga kerja dan
waktu proses pengecoran. Dengan alat ini beton dapat disalurkan dengan cepat
hanya dalam hitungan menit untuk setiap kubiknya. Untuk pengecoran di atas 5
m3, alat ini sangat disarankan untuk digunakan karena selain menghemat waktu
dan tenaga, penggunaan alat ini untuk menjamin bahwa kualitas beton ready mix
tetap terjaga hingga tercetak.
Tipe
Pompa Beton
1). Pompa Standar : Jangkauannya 18m, biasanya
untuk dak / plate rumah, ruko, gedung 2 lantai, dsb.
2). Pompa Long Boom :jangkauan hingga 30m, biasanya untuk pengcoran bangunan lantai tiga, gudang, sheet pile, dsb.
3). Pompa Kodok/Fortable : pompa kodok dapat menjangkau lokasi lebih dari 100m dengan menggunakan penyambungan pipa.
2). Pompa Long Boom :jangkauan hingga 30m, biasanya untuk pengcoran bangunan lantai tiga, gudang, sheet pile, dsb.
3). Pompa Kodok/Fortable : pompa kodok dapat menjangkau lokasi lebih dari 100m dengan menggunakan penyambungan pipa.
Pengenalan Slip Form
Pengenalan Slip Form
Pengenalan Slip Form
|
Jika selemnya kita telah membahas tentang Pengenalan Jumping Form maka pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Slip Form keduanya merupakan Form Work bergerak Vertikal yang memudahkan pelaksanaan proyek konstruksi pda bangunan lantai tinggi. seperti halnya pada jumping form, tidak tergantung pada tingginya bangunan. kita tidak memerlukan perancah yang dipasang dari dasar bangunan sampai pada ketinggian bangunan.
Berbeda dengan Jumping Form, dimana pengecoran dilakukan tahap demi tahap dengan tinggi pengecoran 3 s/d 4 meter, dan pengecoran dilakukan ketika beton bagian dinding dibawahnya sudah mengeras, maka pada slip form, form work akan dipindahkan ( Digeser ) ke ketinggian berikutnya pada jangka waktu singkat, pengecoran dilakukan tanpa menunggu beton untuk mengeras.Pekerjaan secara sistematis dilakukan tanpa terhenti sampai mencapai ketinggian yang diinginkan.
Bagian-bagian dari Slip Form
agian bagian Slip Form
Metode Konstruksi Slip Form |
Fungsi Slip Form
|
- Bagian Kulit dari Form Work, yang terbuat dari plywood ataupun pelat baja, dengan tinggi kurang lebih 1,20 M dan ditopang oleh balok kayu.
-Karena Proses penggeseran dari form work, maka untuk memikul tekanan lateral beton plastis tidak digunakan form tie. tekanan lateral akan dipikul oleh rangka baja yang sangat kuat dan kokoh. rangka baja ini dipasang pada jarak 1,50 m sampai 2,50 M.
- Proses pergerakan vertikal dari slip form dilakukan dengan bantuan dongkrak dan batang penopang.
- Dongkrak menjadi satu dengan rangka baja dan mentransfer semua beban pada batang penopang.
Tahap pelaksanaan penggunaan Slip Form
Penggunaan Slip For
m
|
- Kecepatan penggunaan Slip Form adalah Minimal 15 cm/jam dan rata-rata 20
Cm-30 Cm/jam
Bila kecepatan rata-rata adalah 20 cm/jam dan tinggi bagian kulit Slip Form adalah 120 cm, maka pada waktu 6 jam ada bagian beton yang sudah terekspose. Jadi Mix Design Beton harus dibuat sedemikian rupa sehingga pada umur 6 jam beton sudah harus cukup kuat untuk dalam kondisi tanpa form work.
- Penulangan, pengecoran dam penggeseran form work berjalan bersama, untuk itu diperlukan tim pelaksana yang solid.
- Perlu tindakan melindungi beton yang masih sangat muda, yaitu mencegah penguapan air, maka diperlukan penyemprotan untuk melapisi permukaan beton dengan bahan pelindung.
- Pada saat penggetaran beton, alat Vobrator jangan sampai menyentuh tulangan yang ada.
Bila kecepatan rata-rata adalah 20 cm/jam dan tinggi bagian kulit Slip Form adalah 120 cm, maka pada waktu 6 jam ada bagian beton yang sudah terekspose. Jadi Mix Design Beton harus dibuat sedemikian rupa sehingga pada umur 6 jam beton sudah harus cukup kuat untuk dalam kondisi tanpa form work.
- Penulangan, pengecoran dam penggeseran form work berjalan bersama, untuk itu diperlukan tim pelaksana yang solid.
- Perlu tindakan melindungi beton yang masih sangat muda, yaitu mencegah penguapan air, maka diperlukan penyemprotan untuk melapisi permukaan beton dengan bahan pelindung.
- Pada saat penggetaran beton, alat Vobrator jangan sampai menyentuh tulangan yang ada.
- Konstruksi Beton seperti Silos, Cerobong asap, Menara, Gedung, Pier Jembatan, dan
lainnya dapat dibangun di bangun dengan Teknik Slip Form.
- Diameter maupun ketebalan dinding dapat diatur ketika konstruksi bertambah tinggi.
- Setelah Instalasi Unit Slip Form selesai, dalam 24 jam dapat dicapai tinggi pengecoran 6 sampai dengan 9 meter. sehingga konstruksi dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat.
- Pengecoran dilakukan secara Kontinu dibawah pengawasan yang ketat oleh insinyur yang berpengalaman (Spesialis)
- Prosedur operasi dilakukan dengan tingkat keamanan yang tinggi
- Hasil pengecoran terlihat rapi.
-Pengertian Shotcrete
- Diameter maupun ketebalan dinding dapat diatur ketika konstruksi bertambah tinggi.
- Setelah Instalasi Unit Slip Form selesai, dalam 24 jam dapat dicapai tinggi pengecoran 6 sampai dengan 9 meter. sehingga konstruksi dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat.
- Pengecoran dilakukan secara Kontinu dibawah pengawasan yang ketat oleh insinyur yang berpengalaman (Spesialis)
- Prosedur operasi dilakukan dengan tingkat keamanan yang tinggi
- Hasil pengecoran terlihat rapi.
-Pengertian Shotcrete
Shotcrete adalah suatu proses dimana
beton diproyeksikan atau disemprotkan di bawah tekanan dengan menggunakan suatu
alat bantu atau alat semprot ke suatu permukaan untuk membentuk bentuk
structural seperti dinding, lantai dan atap. Permukaan kayu
dapat disemprot berupa kayu, baja, polystyrene, atau permukaan lain dimana
beton dapat diproyekdikan pada permukaannya. Metoda shotcrete pertama kali
diciptakan oleh seorang yang berkebangsaan Amerika Serikat yang bernama Carl
Ethan Akeley pada tahun 1907. Sistem penyemprotan shotcrete ada 2 yaitu
wet mix dan dry mix. Pada awalnya alat shotcrete adalah sistem dry mix, seiring
dengan perkembangannya muncul sistem wet mix.
Timbulnya sistem ini karena merupakan jawaban
dari persoalan debu. Perbedaan antara sistem wet mix dan dry mix terletak pada
input mortar, dimana pada dry mix air dicampur pada ujung nozzle sedangkan wet
mix pencampuran air dilakukan sebelum dimasukkan ke dalam alat penyemprot.
Dewasa
ini shotcrete telah digunakan secara luas, baik dry mix maupun wet mix, bahkan
menjadi pilihan tunggal bagi konstruksi-konstruksi tertentu seperti terowongan,
dinding penahan tanah. Metoda shotcrete mempunyai prospek yang baik mengingat
banyaknya proyek konstruksi yang akan dibangun dengan mengingat kondisi
topografi Indonesia yang bergunung-gunung.
Untuk itulah kami ingin memaparkan studi mengenai shotcrete. Untuk mencapai tujuan, kami akan menguraikan metoda pelaksanaan shotcrete, meliputi semua aspek yaitu spesifikasi bahan, alat, tenaga kerja dan persyaratan teknis.
Untuk itulah kami ingin memaparkan studi mengenai shotcrete. Untuk mencapai tujuan, kami akan menguraikan metoda pelaksanaan shotcrete, meliputi semua aspek yaitu spesifikasi bahan, alat, tenaga kerja dan persyaratan teknis.
1.
Fungsi
keuntungan dari shotcrete yaitu memiliki kekuatan dan daya tahan
yang besar, permeability-nya rendah, ikatannya sempurna dan dapat diaplikasikan
pada bentuk apapun. keuntungan – keuntungan ini membuat shotcrete banyak
digunakan sebagai material struktural.
Bagaimana Cara Mengecor di Dalam Air?
Apakah Anda ingin
tahu cara mengecor di dalam air yang benar? Salah satu langkah terpenting yang
harus dikerjakan untuk membuat pondasi yaitu pengecoran. Pada dasarnya,
mengecor dilakukan dengan menuangkan adukan beton ke bidang cor yang telah
ditentukan. Masalah muncul ketika bidang cor tersebut berada di dalam air
sehingga dibutuhkan teknik tersendiri dalam pembuatannya.
Solusi yang paling
tepat untuk membuat adukan cor beton pada kasus ini yaitu Anda bisa menambahkan semen portland
sekitar 10 persen untuk mengantisipasi terjadinya kehilangan kesetaraan
komposisi akibat bahan-bahannya yang terlarut dengan air. Selanjutnya untuk
proses penuangan cor, Anda bisa menggunakan alat bantu guna mempermudah
aplikasinya seperti karung, bak khusus, tremi, katup hydro, dan beton
pra-susun. Nah, di bawah ini merupakan penjelasan lengkap dari metode-metode
tersebut!
1. Pengecoran
Menggunakan Karung
Proses penerapan cor memakai karung dilakukan dengan menuangkan
adukan beton ke dalam beberapa karung. Setelah itu, karung-karung tersebut
dimasukkan ke dalam air dan disusun sedemikian rupa. Biasanya susunan
karung-karung ini juga dipantek satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan
konstruksi yang padat dan masif. Meski relatif mudah dikerjakan, sayangnya
biaya yang harus dikeluarkan untuk teknik ini lumayan besar terutama untuk
menyewa tenaga penyelamnya.
2. Pengecoran Memakai Bak Khusus
Disebut bak khusus karena bak ini sudah dirancang secara khusus
untuk membantu mempermudah pengecoran di dalam air. Prinsip kerjanya yaitu
ketika adukan beton dimasukkan ke dalam bak, selanjutnya adukan tersebut akan keluar
melalui pintu output yang terbuka secara otomatis. Kemudian bak khusus ini bisa
diangkat ke atas secara perlahan-lahan supaya adukan beton mengalir lancar
tepat ke arah bidang cor.
3. Pengecoran dengan Pipa Tremi
Mayoritas pekerja bangunan menuangkan
cor ke dalam air menggunakan pipa tremi karena dinilai lebih efektif dan
efisien. Untuk pengerjaannya, mulailah dengan mengisikan adukan beton ke dalam
pipa tremi hingga cukup penuh. Selanjutnya pipa tremi ini diangkat perlahan
agar campuran betonnya mengalir keluar melalui lubang pipa yang satunya lagi.
Jadi agar hasil pengecorannya sempurna, pastikan ujung pipa bagian bawah
tersebut selalu terbenam di dalam campuran beton yang sedang dituangkan.
4. Pengecoran Menggunakan Katup Hydro
Wujud katup hydro yang dipakai pada proses ini yaitu terdiri
atas pipa nylon berdiameter 600 mm dan bersifat fleksibel untuk menuangkan
adukan beton. Bagian bawah katup hydro ini biasanya dilengkapi dengan pelindung
kaku yang berbentuk silinder. Pada dasarnya, prinsip kerja alat katup hydro ini
mirip seperti tremi yakni mengalirkan campuran beton ke bidang cor yang
dikehendaki.
5. Pengecoran Memakai Beton Pra-Susun
Proses penuangan cor memakai beton pra-susun diawali dengan
menyusun agregat kasar terlebih dahulu. Berikutnya lakukan pekerjaan
grouting/grout colodial. Kemudian grout ini dicampurkan dengan pasir, semen,
dan air secukupnya. Beberapa ada pula yang menambahkan zat aditif misalnya
plastisizer pada alat pengaduk khusus.
6. Pengecoran dengan Pemompaan
Pelaksanaan metode ini sangat menguntungkan arabika proses
pengecorannya menggunakan campuran beton yang bersifat sedang dengan ukuran
agregat yang kurang dari 40 mm. Anda bisa memanfaatkan zat aditif yang mampu
meningkatkan daya keplastisan dari campuran beton tersebut. Kelebihan dari
teknik pengecoran dengan pemompaan ini antara lain dapat menghemat rencana anggaran
biaya (RAB) proyek, kebutuhan tenaga kerjanya sedikit, hasilnya berbanding lurus
dengan persiapan awal, dan tingkat produktifitas pekerjaannya pun gampang
dinaikkan dengan memperbesar kapasitas pompa dan meningkatkan kualitas hasilnya
Beton Siklop
Beton jenis ini sama dengan beton normal/biasa, perbedaannya
ialah pada beton ini digunakan ukuran agregat yang relatif besar-besar. Ukuran
agregat kasar dapat sampai sebesar 20 cm, namum proporsi agregat yang lebih
besar dari biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen agregat seluruhnya. Beton
ini digunakan pada pembuatan bendungan, pangkal jembatan dan sebagainya.
Beton Hampa (Vacuum Concrete)
Seperti telah diuraikan didepan bahwa hanya kira-kira separuh
air yang dicampurkan saja yang dipakai untuk bereaksi dengan semen, adapun
separuh sisanya untuk mengencerkan adukan. Beton jenis ini diaduk dan dituang
serta dipadatkan sebagaimana beton biasa, namun setelah beton tercetak padat
kemudian air sisa reaksi disedot dengan khusus, disebut cara vakum (vacuum
method). Dengan kemudian air yang tinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi
dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
1. move slowly and carefully,
especially in order to avoid being heard or noticed.
Atau,
kalo diterjemahkan ke bahasa pribumi… bergerak secara perlahan dan hati-hati,
dengan tujuan biar ngga kedengaran atau ketahuan.
Kata
kuncinya, bergerak secara perlahan, dan ngga ketahuan (terdeteksi).
Nah…
fenomena ini yang terjadi pada beton… beton bisa “bergerak” dan nyaris ngga
bisa diamati pergerakan itu. Soalnya terjadinya sangat lama dan sangat kecil.
Sangat lama itu artinya dalam hitungan bulan bahkan tahun.
Beda dengan lendutan elastis
(seketika) yang bisa diamati pada saat beton diberi beban. Saat itu juga kita
bisa mengukur berapa lendutan, atau perpendekan yang dialami oleh beton. Tapi
pada fenomena creep, ngga seperti itu.
Nah, karena di bahasa pribumi
kita ngga ada padanan kata yang paling cocok untuk fenomena seperti itu, maka
dipakelah terjemahan mentah-mentah dari istilah creep..
yaitu rangkak.
Seperti Apa Beton Merangkak?
Desain Balok Beton Bertulang (susut,rangkak dan retak)
Nah, bagian terakhir dari serial
desain balok beton ini adalah bagian yang penting namun kadang diabaikan, yaitu kontrol
lendutan dan retak.
Setelah ini baru kita lihat contoh kasus dalam
kehidupan sehari-hari.
Beton punya sifat susut dan
rangkak. Susut adalah
pemendekan beton selama proses pengerasan dan pengeringan pada temperatur
konstan. Sementara rangkak terjadi
pada beton yang dibebani secara tetap dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena
itu pada balok beton dikenal istilah short-term (immediate) deflection
dan long-term deflection.
Kontrol Lendutan Balok Pada SNI
03-2847-2002
Kita
tau kalau lendutan itu adalah fungsi dari kekakuan yaitu perkalian antara
modulus elastisitas beton
dengan inersia penampang
, lebih
populer dengan istilah
. Ternyata
eh ternyata… lendutan itu harus dibatasi, karena itu menyangkut masalah
kenyamanan. SNI-Beton-2002 kali ini dengan tegas membuat butir tersendiri,
yaitu butir 9.5 tentang Kontrol Tekan
CARA
PENANGANAN RETAK
Abstrak: Dalam perkembangan dunia kontruksi, banyak
pembangunan yang di peruntukkan untuk bangunan dengan bentang yang sangat
panjang seperti gedung pertemuan, gedung olahraga maupun gedung lain yang tidak
memperbolehkan banyak kolom di sepanjang balok. Masalah utama pada perencanaan
bangunan dengan bentang yang panjang adalah resiko keretakan pada struktur
balok yang terjadi akibat rendahnya kemampuan beton untuk menerima gaya tarik.
Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tersebut, diberikan gaya ke
arah longitudinal elemen struktural. Gaya yang dikenal dengan gaya prategang
ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau
mengurangi tegangan tarik dibagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban
kerja. Namun tiap perencanaan beton prategang juga harus memperhitungkan efek
jangka panjangnya. Salah satu tahapan perhitungan yang penting untuk
perhitungan beton prategang adalah perhitungan besarnya kehilangan prategang
akibat adanya susut dan rangkak pada beton, di mana akan berakibat pada
perubahan tegangan dan lendutan pada baja pretagang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana pengaruh jangka panjang dari
rangkak dan susut pada perencanaan balok prategang.Metode yang digunakan saat
memprediksi besarnya nilai susut dan rangkak adalah metode ACI 209R, CEB-FIP
1990, dan AS 3600-2001.Nilai susut dan rangkak tersebut digunakan untuk
memprediksi besarnya perubahan tegangan yang terjadi di mana pengaruh perubahan
tegangan tersebut digunakan juga untuk memprediksi besarnya perubahan lendutan
pada daerah kritis pada kondisi beban kerja. Dari hasil perhitungan, diperoleh
nilai ultimate untuk susut dengan metode ACI 209R, CEB-FIP 1990, dan AS
3600-2001 berturut-turut adalah adalah -1,062 x 10-4, -4,430 x 10-4, dan
-2,735 x 10-4. Sedangkan nilai rangkak ultimate berturut-turut adalah
1,3197;1,8450;dan 1,6465. Efek susut dan rangkak pada elemen balok prategang
berakibat pada pengurangan gaya prategang yang juga berakibat pada perubahan
nilai tegangan dan lendutan pada beton tersebut dimana efek pengurangannya akan
semakin berkurang seiring berjalannya waktu hingga mencapai ultimate dan
dianggap konstan. Nilai perubahan tegangan akhir maksimum pada layer baja
prategang setelah umur penelitian selama 30 tahun adalah 179,1796 Mpa.
Sedangkan hasil lendutan maksimum pada akhir masa penelitian adalah 14,0877 mm.
Hasil ini menunjukkan bahwa perencanaan balok prategang tersebut masih sesuai
dengan standar keamanan dan kenyamanan. Dimana baja masih berada pada kondisi
elastis dan lendutan tidak melebihi standar kenyamanan yang ditentukan (L/300
Cara Pengujian Beton
Cara Pengujian Beton
Pengambilan contoh uji Beton dan pengujian dalam pelaksanaan
pekerjaan beton secara umum dapat dibagi menjadi tiga kegiatan.
Pertama, pengambilan contoh dan pengujian material penyusun beton, yang meliputi bahan-bahan semen, agregat, air dan atau bahan tambah. Hasil pengujian ini akan digunakan sebagai dasar sebagai perancangan beton (mix design)
Kedua, Pengambilan contoh dan pengujian beton segar. pengujian ini dilaksanakan setelah didapatkan suatu komposisi campuran beton. pengujian ini dilakukan untuk menguji sifat-sifat dari beton segar dan pengaruhnya nanti setelah beton mengeras.
Ketiga, Pengambilan contoh dan pengujian beton keras. pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai kekuatan dari struktur yang direncanakanndan langkah perbaikan selanjutnya.
Pertama, pengambilan contoh dan pengujian material penyusun beton, yang meliputi bahan-bahan semen, agregat, air dan atau bahan tambah. Hasil pengujian ini akan digunakan sebagai dasar sebagai perancangan beton (mix design)
Kedua, Pengambilan contoh dan pengujian beton segar. pengujian ini dilaksanakan setelah didapatkan suatu komposisi campuran beton. pengujian ini dilakukan untuk menguji sifat-sifat dari beton segar dan pengaruhnya nanti setelah beton mengeras.
Ketiga, Pengambilan contoh dan pengujian beton keras. pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai kekuatan dari struktur yang direncanakanndan langkah perbaikan selanjutnya.
Pengambilan contoh uji material Beton
Pengambilan contoh uji ini dilakukan agar kondisi sebenarnya dapat
terwakili. batasan minimum contoh yang harus diambil dalam suatu ukuran
tertentu belum dijelaskan secara rinci. secar mudah, untuk tingkat homogenitas
material yang tinggi, contoh uji akan lebih sedikit diambil. standar yang dapat
diadopsi mengikuti ASTM D.3665 "practice for Rando Sampling of contruction
material" aturan pengambilan sampel mengikuti aturan statistik.
Sampel semen Portland
pengambilan contoh uji semen dilakukan secara acak. untuk semen zak yang
telah disimpan cukup lama digudang, perlu dilakukan pengambilan sampel, begitupun
untuk semen curah.
Sampel Agregat
Pengambilan contoh uji dalam agregat pun harus dilakukan secara acak, namun karena
variabilitas sumber agregat yang tinggi maka pengambilan contoh pun bergantung
pada tempat asal agregat. ASTM D.75 "Standard Practice for sampling
Aggregates" memberikan rekomendasi tentang pengambilan sampel ini :
(1). Pengambilan dari Quarry
(1). Pengambilan dari Quarry
Jika agregat yang akan digunakan dalam
campuran nantinya langsung diambail dari quarry maka contoh
yang di amabil harus dapat mewakili. Contoh dapat
diamabil dari daerah-daerah yang akan digunakan.
Untuk lapisan yang lebih dalam, dapat digunakan
pengeboran atau pipa yang diruncingkan (khusus agregat
halus). Pengambilan contoh sebaiknya dilakukan
pada arah vertical, karena homogenitas dari sisi vertical
biasanya tinggi.
(2). Pengambilan dari Timbunan
Jika diambil dari timbunan, contoh uji harus diambil pada interval tertentu yang dirasa mewakili. Pada alpisan terdalam, pengambilan dilakukan dengan pipa atau penggalian dengan sekop/ekskavator.
(3). Pengambilan dari Belt Conveyor
Pengambilan contoh dengan belt conveyor harus dilakukan secara penuh dalam arah melintang dal dalam waktu yang pendek. Banyak sedikitnya sempel yang diambil tergantung homogenitas agregat.
(4).Pengambilan dari Train (gerbong kerta api)
Pengambilan contoh dilakukan pada setiap gerbong, pada sisi-sisi dan tengah gerbong. Banyak sedikitnya contoh uji yang diambil tergantung homogenitas agregat. Jika contoh agregat yang diambil terlalu banyak, dapat dikurangni sesuai dengan kebutuhan. Pengurangan ini dapat dilakukan secara manual (Quarter Method) atau dengan mesin (Splitter Machine). Standar yang dapat di adopsi adalah ASTM c.702 "Standard Practice, For Reducing Samples Of Agregate to Testing Size".
Jika diambil dari timbunan, contoh uji harus diambil pada interval tertentu yang dirasa mewakili. Pada alpisan terdalam, pengambilan dilakukan dengan pipa atau penggalian dengan sekop/ekskavator.
(3). Pengambilan dari Belt Conveyor
Pengambilan contoh dengan belt conveyor harus dilakukan secara penuh dalam arah melintang dal dalam waktu yang pendek. Banyak sedikitnya sempel yang diambil tergantung homogenitas agregat.
(4).Pengambilan dari Train (gerbong kerta api)
Pengambilan contoh dilakukan pada setiap gerbong, pada sisi-sisi dan tengah gerbong. Banyak sedikitnya contoh uji yang diambil tergantung homogenitas agregat. Jika contoh agregat yang diambil terlalu banyak, dapat dikurangni sesuai dengan kebutuhan. Pengurangan ini dapat dilakukan secara manual (Quarter Method) atau dengan mesin (Splitter Machine). Standar yang dapat di adopsi adalah ASTM c.702 "Standard Practice, For Reducing Samples Of Agregate to Testing Size".
Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode-metode pengurangan tersebut.
(1). Mesin Pembagi (Mechanical Splitter) atau metode A
Splitter
Machine/Sample Splitter merupakan alat pembagi contoh yang biasanya digunakan
di laboratorium untuk volume pengerjaan yang kecil. Agregat yang masuk ke dalam
mesin pembagi akan dibagi dua sama banyak, dimana satu bagian keluar/berhenti dan
satu lagi terbagi dua sama banyak, hingga didapatkan contoh ujib yang
diingnkan.
(2). Quartering Method Atau Metode B.
Agregat ditaruh
di tempat yang datar kemudian dicampur secara merata. Caampuran agregat
kemudian dibagi empat sama besar, dengan terlebih dahuklu membentuk
lingkaran. Lingkaran tersebut dibagi menjadi empat yang sama besarnya. Dua
contoh yang berlawanan arah diambil sebagai contoh uji. Jika masih terlalu
banyak, diulangi lagi sampai didaptkan contoh yang diinginkan.
(3) Miniatur Penimbunan (Miniature Stockpile Sampling) Atau metode C
Metode pengambilan
sampel dengan cara agregat halus saja. Metode ini
merupakan cara C dalam ASTM C.702 Prosedur pelaksanaannya adalah menempatkan
contoh agregat halus pada tempat yang keras serta bersih dan meratakan
permukaannya. Material dicampur dan diputar-putar sebanyak tiga kali. Bentuk
kerucut dibuat dengan menggunakan sekop. Puncak kerucut kemudian ditekan dengan
sekop agar terbagi menjadi empat bagian.
Evaluasi Kuat Tekan Beton
Evaluasi Kuat Tekan Beton
Evaluasi dilakukan
untuk menjamin terjagannya komposisi dari campuran, tingkat kemudahan
pengerjaan dan kekuatan beton nantinya. Evaluasi ini meliputi
pengaruh suhu, llingkungan setempat (environment), pengaruh dari lokasi
pengerjuaan, dan hal-hal lain yang menyebabkan sifat-sifat dari beton
segar berubah, yang pada akhirnya akan menyebabkan pengarh terhadap kekuatan
struktur. Evaluasi dilakukan terhadap hasil dari (1). Pengujian silinder untuk
kubus yang dilakukan di laboratorium, (2). Pengujian silinder dengan core drill
atau nondestructive test, (3). Pengujian beban langsung (load test).
PENGUJIAN KUAT TEKANAN DI LABORATORIUM DENGAN SILINDER/KUBUS
Evaluasi ini bertujuan
untuk menguji apakah kekuatan beton telah
tercapai sesuai rencana atau belum dan untuk
menentukan langkah-langkah preventif dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai
ekonomis. Pengajuan dilakukan dengan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran
150mm dan tinggi 300mm atau kubus ukuran 150 x 150 x 150 mm. Evaluasinnya selau
dalam bentuk pengujian silinder. Jika data dihasilkan dari benda uji berbentuk
kubus atau ukuran yang lebih kecil dari standar maka harus dilakukan konversi
kedalam bentuk silinder. Satunya yang digunakan adalah N/m2 atau MPa.
Standar Nasional Indonesia telah memberikan langkah-langkah untuk melakukan evaluasi beton keras ini, dengan memperhatikan hasil uji kekuatan tekan selinder beton. Dalam konsep tata cara perancangan dan pelaksanaan konstruksi Beton -1989 5.6.2.3,atau dalam pedoman beton 1989. Pasal 4.7 tercantum bahwa,pelaksanaan beton dapat di terima jika hasil kekuatan tekan betonnya memenuhi dua syarat yang di berikan,nilai-nilai sebagai berikut:
(1) Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (terdiri dari empat pasangan benda uji) tidak kurangdari (f'c+0.82s), dengan s adalah standar deviasi.
(2) Tidak satupundari benda iju yang nilainya kurang dari 0.85f,c
Jika langka pertama tidak terpenuhi,maka diambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan kekuatan tekan.Jika langka kedua yang tidak terpenuhi tindakan yang diambil adalah dengan menguji apakah kekuatan struktur masih cukup kuat dengan nilai kekuatan aktual,dengan cara menganalisa ulang struktur menggunakan tekan aktuanya atau dengan menguji cara uji tidak merusak (nondesturcti test). Beberapa pengujian
Standar Nasional Indonesia telah memberikan langkah-langkah untuk melakukan evaluasi beton keras ini, dengan memperhatikan hasil uji kekuatan tekan selinder beton. Dalam konsep tata cara perancangan dan pelaksanaan konstruksi Beton -1989 5.6.2.3,atau dalam pedoman beton 1989. Pasal 4.7 tercantum bahwa,pelaksanaan beton dapat di terima jika hasil kekuatan tekan betonnya memenuhi dua syarat yang di berikan,nilai-nilai sebagai berikut:
(1) Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (terdiri dari empat pasangan benda uji) tidak kurangdari (f'c+0.82s), dengan s adalah standar deviasi.
(2) Tidak satupundari benda iju yang nilainya kurang dari 0.85f,c
Jika langka pertama tidak terpenuhi,maka diambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan kekuatan tekan.Jika langka kedua yang tidak terpenuhi tindakan yang diambil adalah dengan menguji apakah kekuatan struktur masih cukup kuat dengan nilai kekuatan aktual,dengan cara menganalisa ulang struktur menggunakan tekan aktuanya atau dengan menguji cara uji tidak merusak (nondesturcti test). Beberapa pengujian
UJI TIDAK MERUSAK UNTUK BETON
Uji tidak merusak
beton dapat dilakukan untuk mengevaluasi beton yang setelah dilakukan uji melalui
silinder atau kubus tidak memenuhi syarat yang diberikan. Pengujian tidak
merusak dapat menggunakan metode resonansi dan pulse velocity, metode kekerasan
permukaan (surface hardness methods) yang meliputi rebound methods, probe
penetration test,Pinpenetration test (Mohaltra, 1994:320-338).
Metode dasar frekuensi resonansi menurut ASTM C.215 menggunakan dua alternative prosedur yang pertama metode gaya resonansi (forceresonance method) dan metode beban kejut (impact resonance methol). Metode pertama menggunaka pengetaran dengan eletro-makenik (electro-mechanical drive unit).Contoh uji di berikan gaya nyata yang ringan dan tanggapannya dimonitor. Nilai maksimum melalui contoh uji yang dapat diambil untuk tiga modus yang berbeda.Pada metode kedua hampir sama tetapi dengan memberikan beban kejut pada contoh uji. Alat untuk melihat resonansinya biasanya digunakan accelerrometer sebagai alat rekamnya.
salah satu cara yang dikenal dalam pengujian tidak merusak adalah pengambilan contoh uji melalui pengeboran atau core drill,yang di gunakan pada daerah yang di perkirakan tidak memenuhi syarat.Minimal diambil 3 contoh uji.Penganbilan contoh uji tidak bolehmengenai tulangan.Selanjutnya dapat di terimah menurut standar nasional Indonesia jika memenuhi syarat sebagai berikut:
(a) Kekuatan rata rata 3(tiga)bendah uji minimal0.85f'c
(b) kekuatan tekan masing masing hasil uji minimal 0.75f'c.
Pengambilan contoh uji dilakukan menggunakan core drill machine (mesin bor inti) dengan ukuran silinder tertentu,misalnya NX =54 mm, HX = 76 mm.Pelaksanaan pembuatan benda uji dapat mengikuti ketentuan yang tertuang dalam SK.SNI.T-16-1991-03.kemudian sampel uji diuji dengan mesin tekan atau mesin lentur untuk mendapatkan data.
Metode dasar frekuensi resonansi menurut ASTM C.215 menggunakan dua alternative prosedur yang pertama metode gaya resonansi (forceresonance method) dan metode beban kejut (impact resonance methol). Metode pertama menggunaka pengetaran dengan eletro-makenik (electro-mechanical drive unit).Contoh uji di berikan gaya nyata yang ringan dan tanggapannya dimonitor. Nilai maksimum melalui contoh uji yang dapat diambil untuk tiga modus yang berbeda.Pada metode kedua hampir sama tetapi dengan memberikan beban kejut pada contoh uji. Alat untuk melihat resonansinya biasanya digunakan accelerrometer sebagai alat rekamnya.
salah satu cara yang dikenal dalam pengujian tidak merusak adalah pengambilan contoh uji melalui pengeboran atau core drill,yang di gunakan pada daerah yang di perkirakan tidak memenuhi syarat.Minimal diambil 3 contoh uji.Penganbilan contoh uji tidak bolehmengenai tulangan.Selanjutnya dapat di terimah menurut standar nasional Indonesia jika memenuhi syarat sebagai berikut:
(a) Kekuatan rata rata 3(tiga)bendah uji minimal0.85f'c
(b) kekuatan tekan masing masing hasil uji minimal 0.75f'c.
Pengambilan contoh uji dilakukan menggunakan core drill machine (mesin bor inti) dengan ukuran silinder tertentu,misalnya NX =54 mm, HX = 76 mm.Pelaksanaan pembuatan benda uji dapat mengikuti ketentuan yang tertuang dalam SK.SNI.T-16-1991-03.kemudian sampel uji diuji dengan mesin tekan atau mesin lentur untuk mendapatkan data.
PENGUJIAN MERUSAK UNTUK BETON (Destructive Test)
Pengujian merusak (Destruktive test) merupakan tindakan
tahap akhir pada pengujian
struktur beton. Langkah ini dapat dilakukan dengan pengujian beban langsung
(load test) pada struktur. Pembebanan diberikan sesuai dengan batas pembebanan
yang direncanakan, jika kekuatan dan deformasi memenuhi, maka struktur dapat
diterima.
Cara paling akhir adalah mereduksi beban-beban yang semula direncanakan dengan memberikan batas kekuatan sesuai dengan kekuatan hasil pengujian. untuk itu harus dilakukan analisis ulang pada struktur yang dibuat.
Cara paling akhir adalah mereduksi beban-beban yang semula direncanakan dengan memberikan batas kekuatan sesuai dengan kekuatan hasil pengujian. untuk itu harus dilakukan analisis ulang pada struktur yang dibuat.
BAB III
KESIMPULAN
Makalah ini dapat di
simpulkan bahawa semua cara pengecoran mempunyai kekurangan dan kelebihan maka
dari itu kita harus mengetahui cara yang baik dan menekan sekecil mungkin
resiko tersebut.dan kita juga harus memahami semua desain beton yang baik,dan
kita juga dapat mengetahui dan cara evaluasi kuat tekan beton .evaluasi
bertujuan untuk menguji apakah kekuatan beton telah tercapai sesuai rencana atau
belum untuk menentukan langkah langkah preventif dengan tidak menyampingkan
nilai nilai ekonomis. Contoh beton hampa atau dengan kata lain vacuum concrete
yaitu ketika beton tercetak kemudian air sisa reaksi di sedot dengan kusus
.dengan demikian air yang tinggal hanya air yang di pakai untuk reaksi dengan
semen sehingga beton yang di peroleh sangat kua.begitu pula cara cara yang lain
.
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin.2011.https://amiros.word
press.com/pengecoran-beton-saat-cuaca-panas-akibat-sinar matahari/
Transit-mixed concrete
ltd.17/09/2002.https://www.tmcltd.com.sg
Pompa beton.2014.pionirbeton.com/pompa__beton.php
My journey.d.rangkak pada
beton.2015.www.milanondalle.com/rangkak-pada-beton/
Kampus Teknik Sipil Indonesia.sifat sifat beton
segar.kampus-sipil.blogspot.co.id/2013/03sifat-sifat-beton-segar.html?m=1
TUTORIAL 3D