1
BAB I
DASAR - DASAR IRIGASI
A. TUJUAN STRUKSIONAL KHUSUS (TM)
Adapun yang menjadi tujuan instruksional khusus dalam bab ini adalah bahwa
setelah mengikuti kuliah, mahasiswa akan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan irigasi
2. Menjelaskan pengaruh iklim, siklus air dan topografi
3. Menjelaskan kaitan saluran irigasi dan drainase
4. Menjelaskan satuan air dalam irigasi
5. Menjelaskan pembagian daerah irigasi.
Dalam bab ini mahasiswa diharapkan mengikuti materi kuliah dengan memiliki
literatur pokok yaitu Bahan Ajar Irigasi I, Kriteria Perencanaan Irigasi (KP), Petunjuk
Perencanaan Irigasi serta literatur lain yang berkaitan dengan materi – materi yang dibahas
dalam perkuliahan ini serta dalam perkuliahan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab serta pembahasan soal - soal.
B. PENDAHULUAN
Sebagaimana halnya penduduk dunia yang meningkat terus, kebutuhan makanan
dan bahan-bahan sandang untuk masyarakat juga akan meningkat. Masyarakat yang
mempunyai pengetahuan tentang irigasi akan ditantang untuk mencari penyelesaian
masalah kebutuhan makanan dan bahan - bahan sandang tersebut. Air harus harus
disediakan untuk tanah yang lebih luas, tanah yang tandus menjadi sangat produktif
apabila ada air irigasi. Produktivitas tanah yang sekarang menghasilkan makanan dan
bahan-bahan sandang yang mengandalkan curah hujan alamiah secara umum dapat
ditingkatkan secara bermakna dengan pemakaian air irigasi.
Irigasi adalah kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan usaha mendapatkan air
untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian, dan dalam tujuan irigasi
dibahas tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah dan tujuan irigasi secara
tidak langsung mencakup antara lain : mengatur suhu, membersihkan, memberantas hama,
mempertinggi permukaan air tanah, penggelontoran dan kolmatasi.
2
Pengaruh iklim, siklus air dan topografi mambahas pengaruh iklim yang berkaitan
dengan suhu udara dan suhu udara berpengaruh pada penguapan dan transpirasi yang
membahas pengaruh siklus air yang memberikan gambaran tentang prosesnya air di alam
mengalami penguapan karena faktor angin dan panas matahari, uap tersebut membubung
tinggi ke atas sampai pads titik tertentu mengalami penggumpalan air berupa awan, karena
tebal, luas dan berat maka gumpalan air berupa awan itu jatuh dalam bentuk hujan jatuh ke
bumi, tanaman laut, sungai dan danau ada yang bermuara pada areal baru sehingga terjadi
penguapan pula, sehingga proses ini berlangsung terus sepanjang waktu dalam kurun
waktu tak terhingga, dan terakhir pengaruh topografi yaitu pengaruh tinggi rendahnya
permukaan tanah terhadap daerah yang memberikan keuntungan atau kerugian bagi
masyarakat penghuni daerah tersebut.
Dalam kaitan saluran irigasi dengan saluran drainase disini dibahas tentang fungsi
saling menunjang dan berkaitan tetapi di dalam proses perencanaannya ditentukan oleh
faktor atau dasar asumsi yang berbeda.
Satuan air kolam irigasi dibahas tentang tebal air, volume air, debit air dan satuan
air yang digunakan oleh negara lain. Pembagian daerah irigasi disini membahas tentang
pembagian suatu daerah irigasi dari petak-petak yang lebih besar ke petak-petak yang lebih
kecil seperti : petak primer yang merupakan petak terbesar, petak sekunder, petak tersier
sampai petak kwarter yang merupakan petak terkecil.
D. POKOK MATERI
1.1. PENGERTIAN DAN TUJUAN .IRIGASI
1. Pengertian Irigasi.
Yang dimaksud dengan istilah irigasi adalah kegiatan - kegiatan yang bertalian dengan
usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian,
rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan sarana dan
prasarana untuk membagi-bagikan air ke sawah-sawah secara teratur dan membuang air
kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi tujuan pertanian. Masih sering kita
jumpai istilah irigasi ini diganti dengan istilah "Pengairan". Untuk sementara istilah irigasi
kita anggap punya pengertian yang sama dengan istilah pengairan.
3
2. Tujuan Irigasi
Dalam tujuan irigasi dibahas : tujuan irigasi secara langsung dan secara tidak langsung.
a. Tujuan irigasi secara langsung
Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai suatu kondisi
tanah yang baik untuk pertmbuhan tanaman dalam hubungannya dengan prosentase
kandungan air dan udara diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga
mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.
b. Tujuan irigasi secara tidak langsung
Tujuan irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat menunjang usaha
pertanian melalui berbagai cara antara lain :
1. Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan
tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan
dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.
2. Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya unsurunsur
racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah
untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan
ketempat pembuangan.
3. Memberantas hama, sebagai contoh dengan penggenangan maka Jiang tikus bisa
direndam dan tikus keluar, lebih mudah dibunuh.
4. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui dindingdinding
saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan
tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar meskipun permukaan tanah tidak
dibasahi.
5. Membersihkan buangan air kota (penggelontoran), misalnya dengan prinsip
pengenceran karena tanpa pengenceran tersebut air kotor dari kota akan
berpengaruh sangat jelek bagi pertumbuhan tanaman.
6. Kolmatasi, yaitu menimbun tanah-tanah rendah dengan jalan mengalirkan air
berlumpur dan akibat endapan lumpur tanah tersebut menjadi cukup tinggi
sehingga genangan yang terjadi selanjutnya tidak terlampau dalam kemudian
dimungkcinkan adanya usaha pertanian.
4
1.2. PENGARUH IKUM, SIKLUS AIR DAN TOPOGRAFI
1. Pengaruh iklim
Iklim mempunyai kaitan dengan suhu udara dan suhu udarapunya pengaruh pada
evaporasi dan transpirasi. Terjadinya perbedaan suhu udara merupakan salah satu
sebab terjadinya angin dan angin tersebut berpengaruh pula pada laju penguapan.
Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan,
dengan ciri utama banyak hujan pada musim penghujan dan jarang hujan pada
musim kemarau.
2. Pengaruh Siklus Air
Hidrologi telah memberitahukan adanya siklus. Kita membutuhkan air
untuk mengairi tanaman dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai menurut
kebutuhan tanaman agar berproduksi maksimum pada waktu yang diharapkan.
Sayanglah adanya bahwa sirkulasi air yang berlangsung tidak merata dan
distribusi air di alam tidak berlangsung sesuai kebutuhan tanaman ditiap-tiap
daerah pertanian.
Ketidakmerataan sirkulasi air itu menimbulkan persoalan-persoalan bagi
pemakai air termasuk para petani. Pada suatu saat petani bisa mendapat air yang
berlebihan sampai mengganggu usaha pertanian, tetapi pada saat lain bisa sangat
kekurangan air sehingga tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik. Pada daerah
tertentu bahkan terjadi banjir pada musim penghujan dan dilanda bahaya
kekurangan air pada musim kemarau.
Siklus air ini dimulai dari penguapan pada daratan, sungai, danau dan
lautan, uap air ini membumbung tinggi pada ketinggian tertentu air itu
menggumpal menjadi gumpalan awan, dalam kurun waktu tertentu suhu semakin
rendah gumpalan awan menjadi tebal dan berat maka karena sinar matahari awan
itu jatuh berupa hujan yang diterpa angin kemudian jatuh di bumi melalui darat,
sungai, danau, laut terus masuk ketanah sebagian sebagai limpasan kemudian air
ini kemabali menguap dan selanjutnya berputar tak henti-hentinya sehingga
merupakan siklus yang tak pernah berhenti.
5
3. Pengaruh Topografi
Topografi daerah seringkali kurang menguntungkan. Hujan yang jatuh
airnya sebagian mengalir dipermukaan menuju tempat yang rendah bahkan
akhirnya sebagian besar air hujan berada pada tempat-tempat yang lebih rendah
dari permukaan tanah daerah sekitarnya. Apabila pada suatu saat suatu daerah
kekurangan air terpaksa berpaling pada air pada tempat-tempat yang rendah
tersebut. Jadi pada suatu saat petani bisa diganggu air berlebihan dan perlu
memikirkan saluran drainase pada saat lain bisa kekurangan air dan perlu
memikirkan saluran pemberi untuk mengalirkan air ke tempat yang
membutuhkan, tetapi karena sebagian besar air berada pada tempat yang rendah
maka umumnya ada masalah tenaga untuk mengalirkan air tersebut.
Gambar I.1 Siklus Air
6
1.3. KAITAN SALURAN IRIGASI DAN SALURAN DRAINASE
Irigasi dan drainase di Indonesia hampir selalu mempunyai fungsi saling
rnenunjang dalam usaha mencapai hasil optimum dalam bidang pertanian. Penetapan suatu
jaringan pemberi perlu mengingat kaitannya dengan jaringan drainase, dan pada kondisi
yang tidak memaksa maka jaringan pemberi dan jaringan drainase perlu dibuat terpisah
walaupun memiliki fungsi saling menunjang dalam usaha pelayanan kebutuhan pertanian.
Saluran irigasi yang berfungsi ganda sebagai saluran pemberi dan saluran drainase
akan menimbulkan kesulitan - kesulitan pengoperasian dan saluran lebih cepat rusak. Juga
mengingat dasar penentuan kapasitas antara saluran pemberi dan saluran drainase memang
berbeda maka baik saluran maupun bangunan-bangunan yang mempunyai fungsi ganda itu
menjadi sukar perhitungannya dan mahal biaya pembuatannya. Jadi pada keadaan umum
sebagai prinsip dikehendaki adanya jaringan irigasi tersendiri dan jaringan drainase
tersendiri.
Saluran drainase ditentukan berdasar jumlah air pada suatu daerah yang harus
dibuang dalam waktu tertentu, sedangkan saluran pemberi ditentukan berdasar kebutuhan
maksimum untuk tanaman dengan memperhatikan adanya koefisien-koefisien kehilangan
air. Selanjutnya istilah saluran irigasi kits anggap punya pengertian sebagai saluran
pemberi, bahkan kata saluran umumnya dapat berarti pula sebagai saluran pemberi dalam
konteks pembicaraan lebih lanjut. Maka untuk saluran drainase selalu ditegaskan dengan
lengkap, saluran drainase atau saluran pembuangan.
1.4. SATUAN AIR DALAM IRIGASI
1. Tebal Air yang dinyatakan dalam nun,cm atau m, misal suatu jenis tanaman pads
suatudaerah membutuhkan 20 kali penyiraman sampai saat dipanen dan tiap kali
penyiraman 5 mm. Hal ini berarti bahwa sampai saat panen air yang dibutuhkan
untuk 20 kali penyiraman tersebut setebal 20 x 5 mm = 100 mm. Untuk tiap ha
tanaman dibutuhkan air 100 mm x 10.000 m2 = 1000 m3.
2. Volume Air untuk sate jenis tanaman tertentu selama masa tanam. Misal untuk satu
tanaman selama masa tanam dibutuhkan air a m3, maka apabila kita punya waduk
lapangan berisi air V m3 dan kehilangan air diperhitungkan b m3 berarti jumlah
tanaman yang bisa diairi dari waduk itu = (V-b)/a batang.
3. Satuan Debit Air yang menyatakan debit air untuk melayani suatu satuan luas.
7
4. Umumnya dinyatakan dalam satuan liter/detik/hektar atau dalam satuan
m3/detik/hektar. Cara ini hampir selalu dipakai dalam perhitungan-perhitungan untuk
menetapkan dimensi saluran baik saluran pemberi maupun saluran drainase.
Seringkali perhitungan kebutuhan air dengan satuan-satuan lain perlu diubah ke
dalam satuan ini supaya rumus-rumus yang menggunakan debit sebagai parameter
dapat diselesaikan dengan mudah.
5. Duty of Water, Merupakan luas areal yang dapat diairi oleh debit tertentu. Satuan ini
dinamai " duty of water". Misalnya untuk suatu jenis tanaman tertentu pada suatu
areal dty of water = A acres. Negara yang sering menggunakan satuan ini misalnya
USA, dan debit umumnya dinyatakan dalam second foot atau cusec. Duty of water A
acres berarti debit aliran 1 cusec dapat melayani areal seluas a acres. Untuk merubah
ke dalam satuan metrik 1 cusec = 28,3 liter/det dan 1 acre = 4047 m2. Yang dimaksud
1 cusec adalah debit sebesar 1 ft3/detik.
1.5. PEMBAGIAN DAERAH IRIGASI
Pembagian suatu daerah irigasi ke dalam petak-petak lebih kecil.
1. Petak Primer adalah saluran induk yang mengambil air langsung dari bangunan
penangkap air, misalnya bendung pada sungai. Daerah pengairan yang dilayani saluran
induk ini merupakan suatu kesatuan daerah irigasi yang disebut petak primer. Saluransaluran
sekunder mengambil air dari saluran induk (saluran primer) dan melayani
sebagian daerah petak primer.
2. Petak Sekunder adalah petak irigasi yang mengambil / memperoleh air dari saluran
sekunder.
3. Petak Tersier adalah petak irigasi yang lebih kecil dari petak sekunder yang mengambil
air dari bangunan bagi pada saluran sekunder maupun pada saluran.
4. Petak kwarter
Cabang-cabang saluran tersier ini merupakan saluran-saluran kwarter dan melayani
petak-petak kwarter. Dalam suatu daerah irigasi, pembagian daerah ke dalam petak -
petak lebih kecil dengan makdud mencapai pembagian daerah yang ideal untuk
menunjang pengelolaan air yang efektif tidak selalu mudah berhubung keadaan daerah
yang sudah punya batas-batas alam dan kerap kali batas-batas alam tersebut kurang
teratur. Maka untuk maksud pembagian daerah secara baik kerap kali dibuat saluran
sub sekunder yang melayani petak sub sekunder, saluran sub tersier yang melayani
8
petak sub tersier dan saluran sub kwarter yang melayani petak sub kwarter. Saluran
kwarter dalam pembicaraan irigasi Bering juga disebut saluran distribusi. Pengelolaan
air pada tingkat tersier pada umumnya dilakukan oleh petani sendiri, dan kontrol yang
dilakukan pemerintah umumnya masih terbatas pada saluran sekunder keudik, meliputi
saluran primer dan bangunan penangkap airnya.
Pada beberapa petek tersier percontohan pemerintah membantu petani mengatur
penggunaan air pada tingkat tersier dengan maksud hasil-hasil yang baik dapat ditiru di
tempat lain. Demikian pula untuk beberapa daerah pemerintah telah membuat
perencanaan teknis sampai tingkat tersier.
D. EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan irigasi ? Jelaskan !
2. Coba sebutkan tujuan irigasi secara tidak langsung ? Jelaskan !
3. Gambarkanlah siklus air dengan lengkap, sehingga menggambarkan suatu siklus
yang tak pernah putus !
4. Apa yang menentukan di dalam merencanakan saluran irigasi dan drainase ? Jelaskan
!
5. Apa yang dimaksud dengan satuan debit air ? Jelaskan!
6. Apa perbedaan antara petak primer dengan petak sekunder ? Jelaskan !
7. Siapakah yang mengelola air pada tingkat tersier ? Jelaskan !
BAB I
DASAR - DASAR IRIGASI
A. TUJUAN STRUKSIONAL KHUSUS (TM)
Adapun yang menjadi tujuan instruksional khusus dalam bab ini adalah bahwa
setelah mengikuti kuliah, mahasiswa akan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan irigasi
2. Menjelaskan pengaruh iklim, siklus air dan topografi
3. Menjelaskan kaitan saluran irigasi dan drainase
4. Menjelaskan satuan air dalam irigasi
5. Menjelaskan pembagian daerah irigasi.
Dalam bab ini mahasiswa diharapkan mengikuti materi kuliah dengan memiliki
literatur pokok yaitu Bahan Ajar Irigasi I, Kriteria Perencanaan Irigasi (KP), Petunjuk
Perencanaan Irigasi serta literatur lain yang berkaitan dengan materi – materi yang dibahas
dalam perkuliahan ini serta dalam perkuliahan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab serta pembahasan soal - soal.
B. PENDAHULUAN
Sebagaimana halnya penduduk dunia yang meningkat terus, kebutuhan makanan
dan bahan-bahan sandang untuk masyarakat juga akan meningkat. Masyarakat yang
mempunyai pengetahuan tentang irigasi akan ditantang untuk mencari penyelesaian
masalah kebutuhan makanan dan bahan - bahan sandang tersebut. Air harus harus
disediakan untuk tanah yang lebih luas, tanah yang tandus menjadi sangat produktif
apabila ada air irigasi. Produktivitas tanah yang sekarang menghasilkan makanan dan
bahan-bahan sandang yang mengandalkan curah hujan alamiah secara umum dapat
ditingkatkan secara bermakna dengan pemakaian air irigasi.
Irigasi adalah kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan usaha mendapatkan air
untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian, dan dalam tujuan irigasi
dibahas tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah dan tujuan irigasi secara
tidak langsung mencakup antara lain : mengatur suhu, membersihkan, memberantas hama,
mempertinggi permukaan air tanah, penggelontoran dan kolmatasi.
2
Pengaruh iklim, siklus air dan topografi mambahas pengaruh iklim yang berkaitan
dengan suhu udara dan suhu udara berpengaruh pada penguapan dan transpirasi yang
membahas pengaruh siklus air yang memberikan gambaran tentang prosesnya air di alam
mengalami penguapan karena faktor angin dan panas matahari, uap tersebut membubung
tinggi ke atas sampai pads titik tertentu mengalami penggumpalan air berupa awan, karena
tebal, luas dan berat maka gumpalan air berupa awan itu jatuh dalam bentuk hujan jatuh ke
bumi, tanaman laut, sungai dan danau ada yang bermuara pada areal baru sehingga terjadi
penguapan pula, sehingga proses ini berlangsung terus sepanjang waktu dalam kurun
waktu tak terhingga, dan terakhir pengaruh topografi yaitu pengaruh tinggi rendahnya
permukaan tanah terhadap daerah yang memberikan keuntungan atau kerugian bagi
masyarakat penghuni daerah tersebut.
Dalam kaitan saluran irigasi dengan saluran drainase disini dibahas tentang fungsi
saling menunjang dan berkaitan tetapi di dalam proses perencanaannya ditentukan oleh
faktor atau dasar asumsi yang berbeda.
Satuan air kolam irigasi dibahas tentang tebal air, volume air, debit air dan satuan
air yang digunakan oleh negara lain. Pembagian daerah irigasi disini membahas tentang
pembagian suatu daerah irigasi dari petak-petak yang lebih besar ke petak-petak yang lebih
kecil seperti : petak primer yang merupakan petak terbesar, petak sekunder, petak tersier
sampai petak kwarter yang merupakan petak terkecil.
D. POKOK MATERI
1.1. PENGERTIAN DAN TUJUAN .IRIGASI
1. Pengertian Irigasi.
Yang dimaksud dengan istilah irigasi adalah kegiatan - kegiatan yang bertalian dengan
usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian,
rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan sarana dan
prasarana untuk membagi-bagikan air ke sawah-sawah secara teratur dan membuang air
kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi tujuan pertanian. Masih sering kita
jumpai istilah irigasi ini diganti dengan istilah "Pengairan". Untuk sementara istilah irigasi
kita anggap punya pengertian yang sama dengan istilah pengairan.
3
2. Tujuan Irigasi
Dalam tujuan irigasi dibahas : tujuan irigasi secara langsung dan secara tidak langsung.
a. Tujuan irigasi secara langsung
Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai suatu kondisi
tanah yang baik untuk pertmbuhan tanaman dalam hubungannya dengan prosentase
kandungan air dan udara diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga
mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.
b. Tujuan irigasi secara tidak langsung
Tujuan irigasi secara tidak langsung adalah pemberian air yang dapat menunjang usaha
pertanian melalui berbagai cara antara lain :
1. Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan
tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan
dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.
2. Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya unsurunsur
racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah
untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan
ketempat pembuangan.
3. Memberantas hama, sebagai contoh dengan penggenangan maka Jiang tikus bisa
direndam dan tikus keluar, lebih mudah dibunuh.
4. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui dindingdinding
saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan
tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar meskipun permukaan tanah tidak
dibasahi.
5. Membersihkan buangan air kota (penggelontoran), misalnya dengan prinsip
pengenceran karena tanpa pengenceran tersebut air kotor dari kota akan
berpengaruh sangat jelek bagi pertumbuhan tanaman.
6. Kolmatasi, yaitu menimbun tanah-tanah rendah dengan jalan mengalirkan air
berlumpur dan akibat endapan lumpur tanah tersebut menjadi cukup tinggi
sehingga genangan yang terjadi selanjutnya tidak terlampau dalam kemudian
dimungkcinkan adanya usaha pertanian.
4
1.2. PENGARUH IKUM, SIKLUS AIR DAN TOPOGRAFI
1. Pengaruh iklim
Iklim mempunyai kaitan dengan suhu udara dan suhu udarapunya pengaruh pada
evaporasi dan transpirasi. Terjadinya perbedaan suhu udara merupakan salah satu
sebab terjadinya angin dan angin tersebut berpengaruh pula pada laju penguapan.
Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan,
dengan ciri utama banyak hujan pada musim penghujan dan jarang hujan pada
musim kemarau.
2. Pengaruh Siklus Air
Hidrologi telah memberitahukan adanya siklus. Kita membutuhkan air
untuk mengairi tanaman dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai menurut
kebutuhan tanaman agar berproduksi maksimum pada waktu yang diharapkan.
Sayanglah adanya bahwa sirkulasi air yang berlangsung tidak merata dan
distribusi air di alam tidak berlangsung sesuai kebutuhan tanaman ditiap-tiap
daerah pertanian.
Ketidakmerataan sirkulasi air itu menimbulkan persoalan-persoalan bagi
pemakai air termasuk para petani. Pada suatu saat petani bisa mendapat air yang
berlebihan sampai mengganggu usaha pertanian, tetapi pada saat lain bisa sangat
kekurangan air sehingga tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik. Pada daerah
tertentu bahkan terjadi banjir pada musim penghujan dan dilanda bahaya
kekurangan air pada musim kemarau.
Siklus air ini dimulai dari penguapan pada daratan, sungai, danau dan
lautan, uap air ini membumbung tinggi pada ketinggian tertentu air itu
menggumpal menjadi gumpalan awan, dalam kurun waktu tertentu suhu semakin
rendah gumpalan awan menjadi tebal dan berat maka karena sinar matahari awan
itu jatuh berupa hujan yang diterpa angin kemudian jatuh di bumi melalui darat,
sungai, danau, laut terus masuk ketanah sebagian sebagai limpasan kemudian air
ini kemabali menguap dan selanjutnya berputar tak henti-hentinya sehingga
merupakan siklus yang tak pernah berhenti.
5
3. Pengaruh Topografi
Topografi daerah seringkali kurang menguntungkan. Hujan yang jatuh
airnya sebagian mengalir dipermukaan menuju tempat yang rendah bahkan
akhirnya sebagian besar air hujan berada pada tempat-tempat yang lebih rendah
dari permukaan tanah daerah sekitarnya. Apabila pada suatu saat suatu daerah
kekurangan air terpaksa berpaling pada air pada tempat-tempat yang rendah
tersebut. Jadi pada suatu saat petani bisa diganggu air berlebihan dan perlu
memikirkan saluran drainase pada saat lain bisa kekurangan air dan perlu
memikirkan saluran pemberi untuk mengalirkan air ke tempat yang
membutuhkan, tetapi karena sebagian besar air berada pada tempat yang rendah
maka umumnya ada masalah tenaga untuk mengalirkan air tersebut.
Gambar I.1 Siklus Air
6
1.3. KAITAN SALURAN IRIGASI DAN SALURAN DRAINASE
Irigasi dan drainase di Indonesia hampir selalu mempunyai fungsi saling
rnenunjang dalam usaha mencapai hasil optimum dalam bidang pertanian. Penetapan suatu
jaringan pemberi perlu mengingat kaitannya dengan jaringan drainase, dan pada kondisi
yang tidak memaksa maka jaringan pemberi dan jaringan drainase perlu dibuat terpisah
walaupun memiliki fungsi saling menunjang dalam usaha pelayanan kebutuhan pertanian.
Saluran irigasi yang berfungsi ganda sebagai saluran pemberi dan saluran drainase
akan menimbulkan kesulitan - kesulitan pengoperasian dan saluran lebih cepat rusak. Juga
mengingat dasar penentuan kapasitas antara saluran pemberi dan saluran drainase memang
berbeda maka baik saluran maupun bangunan-bangunan yang mempunyai fungsi ganda itu
menjadi sukar perhitungannya dan mahal biaya pembuatannya. Jadi pada keadaan umum
sebagai prinsip dikehendaki adanya jaringan irigasi tersendiri dan jaringan drainase
tersendiri.
Saluran drainase ditentukan berdasar jumlah air pada suatu daerah yang harus
dibuang dalam waktu tertentu, sedangkan saluran pemberi ditentukan berdasar kebutuhan
maksimum untuk tanaman dengan memperhatikan adanya koefisien-koefisien kehilangan
air. Selanjutnya istilah saluran irigasi kits anggap punya pengertian sebagai saluran
pemberi, bahkan kata saluran umumnya dapat berarti pula sebagai saluran pemberi dalam
konteks pembicaraan lebih lanjut. Maka untuk saluran drainase selalu ditegaskan dengan
lengkap, saluran drainase atau saluran pembuangan.
1.4. SATUAN AIR DALAM IRIGASI
1. Tebal Air yang dinyatakan dalam nun,cm atau m, misal suatu jenis tanaman pads
suatudaerah membutuhkan 20 kali penyiraman sampai saat dipanen dan tiap kali
penyiraman 5 mm. Hal ini berarti bahwa sampai saat panen air yang dibutuhkan
untuk 20 kali penyiraman tersebut setebal 20 x 5 mm = 100 mm. Untuk tiap ha
tanaman dibutuhkan air 100 mm x 10.000 m2 = 1000 m3.
2. Volume Air untuk sate jenis tanaman tertentu selama masa tanam. Misal untuk satu
tanaman selama masa tanam dibutuhkan air a m3, maka apabila kita punya waduk
lapangan berisi air V m3 dan kehilangan air diperhitungkan b m3 berarti jumlah
tanaman yang bisa diairi dari waduk itu = (V-b)/a batang.
3. Satuan Debit Air yang menyatakan debit air untuk melayani suatu satuan luas.
7
4. Umumnya dinyatakan dalam satuan liter/detik/hektar atau dalam satuan
m3/detik/hektar. Cara ini hampir selalu dipakai dalam perhitungan-perhitungan untuk
menetapkan dimensi saluran baik saluran pemberi maupun saluran drainase.
Seringkali perhitungan kebutuhan air dengan satuan-satuan lain perlu diubah ke
dalam satuan ini supaya rumus-rumus yang menggunakan debit sebagai parameter
dapat diselesaikan dengan mudah.
5. Duty of Water, Merupakan luas areal yang dapat diairi oleh debit tertentu. Satuan ini
dinamai " duty of water". Misalnya untuk suatu jenis tanaman tertentu pada suatu
areal dty of water = A acres. Negara yang sering menggunakan satuan ini misalnya
USA, dan debit umumnya dinyatakan dalam second foot atau cusec. Duty of water A
acres berarti debit aliran 1 cusec dapat melayani areal seluas a acres. Untuk merubah
ke dalam satuan metrik 1 cusec = 28,3 liter/det dan 1 acre = 4047 m2. Yang dimaksud
1 cusec adalah debit sebesar 1 ft3/detik.
1.5. PEMBAGIAN DAERAH IRIGASI
Pembagian suatu daerah irigasi ke dalam petak-petak lebih kecil.
1. Petak Primer adalah saluran induk yang mengambil air langsung dari bangunan
penangkap air, misalnya bendung pada sungai. Daerah pengairan yang dilayani saluran
induk ini merupakan suatu kesatuan daerah irigasi yang disebut petak primer. Saluransaluran
sekunder mengambil air dari saluran induk (saluran primer) dan melayani
sebagian daerah petak primer.
2. Petak Sekunder adalah petak irigasi yang mengambil / memperoleh air dari saluran
sekunder.
3. Petak Tersier adalah petak irigasi yang lebih kecil dari petak sekunder yang mengambil
air dari bangunan bagi pada saluran sekunder maupun pada saluran.
4. Petak kwarter
Cabang-cabang saluran tersier ini merupakan saluran-saluran kwarter dan melayani
petak-petak kwarter. Dalam suatu daerah irigasi, pembagian daerah ke dalam petak -
petak lebih kecil dengan makdud mencapai pembagian daerah yang ideal untuk
menunjang pengelolaan air yang efektif tidak selalu mudah berhubung keadaan daerah
yang sudah punya batas-batas alam dan kerap kali batas-batas alam tersebut kurang
teratur. Maka untuk maksud pembagian daerah secara baik kerap kali dibuat saluran
sub sekunder yang melayani petak sub sekunder, saluran sub tersier yang melayani
8
petak sub tersier dan saluran sub kwarter yang melayani petak sub kwarter. Saluran
kwarter dalam pembicaraan irigasi Bering juga disebut saluran distribusi. Pengelolaan
air pada tingkat tersier pada umumnya dilakukan oleh petani sendiri, dan kontrol yang
dilakukan pemerintah umumnya masih terbatas pada saluran sekunder keudik, meliputi
saluran primer dan bangunan penangkap airnya.
Pada beberapa petek tersier percontohan pemerintah membantu petani mengatur
penggunaan air pada tingkat tersier dengan maksud hasil-hasil yang baik dapat ditiru di
tempat lain. Demikian pula untuk beberapa daerah pemerintah telah membuat
perencanaan teknis sampai tingkat tersier.
D. EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan irigasi ? Jelaskan !
2. Coba sebutkan tujuan irigasi secara tidak langsung ? Jelaskan !
3. Gambarkanlah siklus air dengan lengkap, sehingga menggambarkan suatu siklus
yang tak pernah putus !
4. Apa yang menentukan di dalam merencanakan saluran irigasi dan drainase ? Jelaskan
!
5. Apa yang dimaksud dengan satuan debit air ? Jelaskan!
6. Apa perbedaan antara petak primer dengan petak sekunder ? Jelaskan !
7. Siapakah yang mengelola air pada tingkat tersier ? Jelaskan !
0 komentar