KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan petunjuk-Nya. Saya dapat menyelesaikan makalah beton
yang berjudul “istilah dan cara pengecoran beton“.
Adapun   manfaat   dari   makalah   ini kita akan dapat mengetahui beberapa cara pengecoran dalam pembuatan dan istilah dalam beton.kita lebih banyak tau ketika kita
mengerti tentang pengertian ilmu beton dan hubungannya dengan pekerjaan-
teknik sipil.
Makalah ini saya  sadari jauh dari kata sempurnaan, dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.









BANYUWANGI,NOVEMBER,2016



PRASTYO RIYADI
Penyusun    







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Maksud pengujian kekuatan beton adlah untuk menentukan  terpenuhinya spesifikasi kekuatan dan mengukur variabilitas beton. Beton adalah suatu massa yang keras terdiri dan bahan-bahan yang heterogen.Variabilitas karakteristik dan setiap bahan penyusun dalam beton dapat menyebabkan variasi kekuatan dalam beton. Variasi kekuatan ini dapat juga disebabkan oleh pelaksanaan dalam penentuan proporsi campuran, pelaksanaan pencampuran, pengangkutan, penuanangan dan pemeliharaan beton, selain Variasi kekuatan dapat juga sisebabkan oleh fabrikasi, pengujian, dan perlakuan pada benda-benda uji. Variasi dalam kekuatan beton dapat diterima, namun, beton yang berkualitas cukup dapat dihasilkan jika dilakukan kontrol yang baik, hasil uji diinterprestasikan dengan akurat dan mempertimbangkan batasan-batasan yang ada.Kontrol yang baik dapat dicapai dengan menggunakan bahan-bahan yang memenuhi syarat,penakaran dan pencampuran bahan yang benar, sesuai dengan kualitas yang diinginkan, serta pelaksanaan yang baik dalam pengangkutan, penuangan, perawatan dan pengujian.

B.     TujuanPenulisan
1.    Mengetahui cara pengecoran pada cuaca panas
2.    Mengetahui maksut transit-mixed concrete,central-mixed concrete dan shrink-mixed
3.    Mengetahui yang di maksut beton pompa dan gambarnya
4.    Mengetahui metode slipform,shotcrete pengecoran di dalam air ,beton tremie,beton proses vakum
5.    Mengetahui jenis jenis susut ,rangkak dan retak ,dan cara penangananya
6.    Mengetahui cara pengujian beton segar dan keras
7.    Mengetahui cara mengevaluasi struktur yang sudah ada




BAB II
PEMBAHASAN

Pengecoran Beton saat cuaca panas akibat sinar matahari

Suhu panas dari panas matahari dan tiupan angin yang kencang dan kering mempengaruhi beton sehingga lekas kaku dan sangat menyulitkan dalam pengerjaan pengecoran seperti penempatan, perataan dan pemadatan hal ini akan berujung dengan mutu beton yang turun dapat sampai ke angka 15% lebih rendah selain itu bentuk visual yang bisa saja keropos dan tidak halus permukaanya, karena hal ini menggoda tukang untuk menambahkan air pada adukan yang mana ini tabu bagi mutu beton, inilah yang menjadi tujuan dari penulisan ini untuk membahas hala apasaja akibat dan bagaimana cara mengurangi atau menghindarinya.
Pengaruh cuaca panas ini dapat berakibat seperti :
1. Harus digunakan lebih banyak air untuk mendapatkan slump yang sama sehingga memboroskan pemakaian semen.
2. Kehilangan slump dalam waktu cepat (cepat kaku)
3. Waktu pengikatan lebih cepat/setting lebih awal, sehingga pengerjaan dan finising lebih sulit.
4. Sulit untuk di padatkan
5. Kekuatan yang di dapat lebih rendah atau mutu menurun.
6. Penyusutan awal lebih besar
7. Bahaya plastic craking lebih besar
8. Pemeliharaan pada saat pengikatan sangat diperlukan
9. Pendinginan material beton perlu diadakan
10. Berkurangnya sifat ketahanan beton (durability)
11. Keseragaman pada permukaan tampak berkurang/sulit untuk di rapihkan.
12. Yang paling parah beton akan retak retak saat dikerjakan dan saat setelah pengerasan.






Tindakan pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pengedalian suhu pada material beton seperti aggregat, pasir, air, dengan menjaga material tetap dingin maka perlu dilakukan beberapa hal, seperti material di jaga tetap dingin dengan di tutup, aggregat di siram air sedikit sedikit (diperciki) secara periodik. Gunakan air yang dingin dan stok air di gunakan wadah yang berwarna putih jangan hitam, bila perlu di tambah es batu, hindari pemakaian semen yang memiliki panas hidrasi yang tinggi. bahwa kita dapat mereduksi 1 derajat celcius suhu beton dengan menurunkan suhu aggregat 2 derajat celcius dan 4 derajat celcius dari suhu air.
2. Mereduksi waktu pengangkutan dan pengerjaan harus cepat.
3. Penutupan beton selama periode [pengangkutan.
4. Alat angkut harus diperciki dengan air secara periodik
5. Seluruh instalasi pencampur dan pengangkut sebaiknya harus di cat putih karena warna putih dapat mereduksi suhu 17 derajat celicius dibandingkan dengan warna hitam.
6. Penambahan air di dalam campuran pada batas tertentu masih dalat di toleransi atas nasehat seorang ahli.
7. Menggunakan bahan aditive untuk memperlambat proses pengerasan.
8. Untuk jarak yang jauh gunakan truk mixer agar terindung dengan baik.
9. Ubah waktu pengecoran misalnya laksanaka pada malam hari saja.
10. Hindari pemanasan acuan atau sirami acuan sampai jenuh air dan dingin.
11. lakukan perawatan dengan baik dan sempurna.
Beton yang dihasilkan pada kondiri panas matahari seperti ini bila tidak di reduksi maka akan berpengaruh terhadap mutu lebih besar dari 15% lebih rendah. terimah kasih semoga bermanfaat. Pekerjaan ini diarankan untuk hati hati pada saar pengecoran Plat lantai beton, pengecoran jalan raya, pengecoran yang luas permukaannya besar lainnya atau pekerjaan pengecoran volume besar atau beton massa.






Transit Mix ( "batched kering" atau "truk dicampur") Beton
Dalam campuran beton transit, semua bahan baku dimuat langsung ke dalam mixer truck. Tidak ada mixer pabrik yang terlibat. Beberapa atau semua air pencampuran biasanya diperkenalkan di pabrik. Mixer drum diputar pada pengisian kecepatan saat loading.
Ada tiga metode untuk pencampuran beton dalam mixer truck:
1. Beton dapat dicampur di jobsite. Bahan ditumpuk ke dalam mixer truk dan diangkut ke tempat kerja dengan drum berputar pada lambat, kecepatan agitating. Setelah tiba di lokasi, beton kemudian benar-benar dicampur dengan truk pencampuran. Metode ini telah digunakan secara tradisional pada waktu pengiriman lebih lama, tetapi dengan munculnya baru-baru ini sistem campuran set kontrol baru, metode ini secara bertahap jatuh dari nikmat.
2. Beton dapat dicampur di halaman. Ini adalah cara paling umum untuk campuran beton yang diproduksi di pabrik angkutan campuran. drum diaktifkan dengan kecepatan tinggi sekitar 70 revolusi, di 12-18 putaran per menit, sebelum mengemudi ke lokasi pembangunan. Dengan menyelesaikan pencampuran di halaman, prosedur ini memungkinkan tim batch untuk memeriksa dan menyesuaikan kemerosotan dan udara dari batch, jika diperlukan, sebelum meninggalkan pabrik. beton diaduk perlahan saat mengemudi ke tempat kerja.
3. Beton dapat dicampur dalam perjalanan. drum diaktifkan dengan kecepatan sedang saat mengemudi untuk pekerjaan, dan kemudian melambat kecepatan agitating. Ini menghemat bahan bakar, memakai gendang dan over-pencampuran beton. Namun, itu tidak memungkinkan operator untuk memeriksa beban sepenuhnya sebelum meninggalkan pabrik.
Central Mix Concrete
Central campuran tanaman beton termasuk mixer stasioner yang memadukan bahan beton sebelum dibuang ke dalam mixer truck. Truk mixer digunakan terutama sebagai agitator ketika beton terpusat campuran. unit haul-mengagitasi non seperti dump truk dapat juga digunakan untuk memberikan beton (biasanya jarak yang relatif singkat) dari tanaman campuran pusat. Keuntungan utama dari pusat pencampuran antara batching lebih cepat dan mengurangi keausan pada drum truk mixer. Namun, tanaman campuran pusat bisa lebih mahal untuk membeli dan memelihara dari tanaman angkutan campuran.



Shrink Mix Concrete
Mengecilkan campuran beton sebagian dicampur dalam mixer pusat dan kemudian dibebankan ke dalam mixer truk, di mana pencampuran selesai. Truk mixer dihidupkan dengan kecepatan tinggi saat pengisian beton. Pencampuran dapat diselesaikan di pabrik atau di tempat kerja. Jumlah putaran yang diperlukan untuk menyelesaikan pencampuran menyusut campuran beton di mixer truck bervariasi tergantung pada ukuran kapal mixer pusat dan durasi pencampuran atau co-berbaur semua bahan (sering kurang dari 90 detik), tapi umumnya sekitar 30 putaran drum truk mixer menghasilkan campuran keseragaman seluruh beban.
-beton pompa
Definisi
Pompa beton (concrete pump) adalah alat untuk menaikkan/ memindahkan/ menyalurkan beton ready mix concrete dari truk mixer ke titik pengecoran yang biasanya tidak berdekatan dengan lokasi parkir truk mixer. Penggunaan alat ini akan sangat memudahkan pelaksana konstruksi karena lebih menghemat tenaga kerja dan waktu proses pengecoran. Dengan alat ini beton dapat disalurkan dengan cepat hanya dalam hitungan menit untuk setiap kubiknya. Untuk pengecoran di atas 5 m3, alat ini sangat disarankan untuk digunakan karena selain menghemat waktu dan tenaga, penggunaan alat ini untuk menjamin bahwa kualitas beton ready mix tetap terjaga hingga tercetak.
Tipe Pompa Beton
1). Pompa Standar : Jangkauannya 18m, biasanya untuk dak / plate rumah, ruko, gedung 2 lantai, dsb.
2). Pompa Long Boom :jangkauan hingga 30m, biasanya untuk pengcoran bangunan lantai tiga, gudang, sheet pile, dsb.
3). Pompa Kodok/Fortable : pompa kodok dapat menjangkau lokasi lebih dari 100m dengan menggunakan penyambungan pipa. 
Pengenalan Slip Form


Pengenalan Slip Form


Pengenalan Slip Form

Jika selemnya kita telah membahas tentang 
Pengenalan Jumping Form maka pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Slip Form keduanya merupakan Form Work bergerak Vertikal yang memudahkan pelaksanaan proyek konstruksi pda bangunan lantai tinggi. seperti halnya pada jumping form, tidak tergantung pada tingginya bangunan. kita tidak memerlukan perancah yang dipasang dari dasar bangunan sampai pada ketinggian bangunan.

Berbeda dengan Jumping Form, dimana pengecoran dilakukan tahap demi tahap dengan tinggi pengecoran 3 s/d 4 meter, dan pengecoran dilakukan ketika beton bagian dinding dibawahnya sudah mengeras, maka pada slip form, form work akan dipindahkan ( Digeser ) ke ketinggian berikutnya pada jangka waktu singkat, pengecoran dilakukan tanpa menunggu beton untuk mengeras.Pekerjaan secara sistematis dilakukan tanpa terhenti sampai mencapai ketinggian yang diinginkan.

Bagian-bagian dari Slip Form


agian bagian Slip Form


Metode Konstruksi Slip Form


Fungsi Slip Form

- Bagian Kulit dari Form Work, yang terbuat dari plywood ataupun pelat baja, dengan tinggi kurang lebih 1,20 M dan ditopang oleh balok kayu.
-Karena Proses penggeseran dari form work, maka untuk memikul tekanan lateral beton plastis tidak digunakan form tie. tekanan lateral akan dipikul oleh rangka baja yang sangat kuat dan kokoh. rangka baja ini dipasang pada jarak 1,50 m sampai 2,50 M.
- Proses pergerakan vertikal dari slip form dilakukan dengan bantuan dongkrak dan batang penopang.
- Dongkrak menjadi satu dengan rangka baja dan mentransfer semua beban pada batang penopang.


Tahap pelaksanaan penggunaan Slip Form


Penggunaan Slip For  m

- Kecepatan penggunaan Slip Form adalah Minimal 15 cm/jam dan rata-rata 20 Cm-30 Cm/jam
Bila kecepatan rata-rata adalah 20 cm/jam dan tinggi bagian kulit Slip Form adalah 120 cm, maka pada waktu 6 jam ada bagian beton yang sudah terekspose. Jadi Mix Design Beton harus dibuat sedemikian rupa sehingga pada umur 6 jam beton sudah harus cukup kuat untuk dalam kondisi tanpa form work.
- Penulangan, pengecoran dam penggeseran form work berjalan bersama, untuk itu diperlukan tim pelaksana yang solid.
- Perlu tindakan melindungi beton yang masih sangat muda, yaitu mencegah penguapan air, maka diperlukan penyemprotan untuk melapisi permukaan beton dengan bahan pelindung.
- Pada saat penggetaran beton, alat Vobrator jangan sampai menyentuh tulangan yang ada.


- Konstruksi Beton seperti Silos, Cerobong asap, Menara, Gedung, Pier Jembatan, dan lainnya dapat dibangun di bangun dengan Teknik Slip Form.
- Diameter maupun ketebalan dinding dapat diatur ketika konstruksi bertambah tinggi.
- Setelah Instalasi Unit Slip Form selesai, dalam 24 jam dapat dicapai tinggi pengecoran 6 sampai dengan 9 meter. sehingga konstruksi dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat.
- Pengecoran dilakukan secara Kontinu dibawah pengawasan yang ketat oleh insinyur yang berpengalaman (Spesialis)
- Prosedur operasi dilakukan dengan tingkat keamanan yang tinggi
- Hasil pengecoran terlihat rapi.

-Pengertian Shotcrete

    Shotcrete adalah suatu proses dimana beton diproyeksikan atau disemprotkan di bawah tekanan dengan menggunakan suatu alat bantu atau alat semprot ke suatu permukaan untuk membentuk bentuk structural seperti dinding, lantai dan atap. Permukaan kayu dapat disemprot berupa kayu, baja, polystyrene, atau permukaan lain dimana beton dapat diproyekdikan pada permukaannya.  Metoda shotcrete pertama kali diciptakan oleh seorang yang berkebangsaan Amerika Serikat yang bernama Carl Ethan Akeley pada tahun 1907.  Sistem penyemprotan shotcrete ada 2 yaitu wet mix dan dry mix. Pada awalnya alat shotcrete adalah sistem dry mix, seiring dengan perkembangannya muncul sistem wet mix.



 Timbulnya sistem ini karena merupakan jawaban dari persoalan debu. Perbedaan antara sistem wet mix dan dry mix terletak pada input mortar, dimana pada dry mix air dicampur pada ujung nozzle sedangkan wet mix pencampuran air dilakukan sebelum dimasukkan ke dalam alat penyemprot.

    Dewasa ini shotcrete telah digunakan secara luas, baik dry mix maupun wet mix, bahkan menjadi pilihan tunggal bagi konstruksi-konstruksi tertentu seperti terowongan, dinding penahan tanah. Metoda shotcrete mempunyai prospek yang baik mengingat banyaknya proyek konstruksi yang akan dibangun dengan mengingat kondisi topografi Indonesia yang bergunung-gunung.
Untuk itulah kami ingin memaparkan studi mengenai shotcrete. Untuk mencapai tujuan, kami akan menguraikan metoda pelaksanaan shotcrete, meliputi semua aspek yaitu spesifikasi bahan, alat, tenaga kerja dan persyaratan teknis.

1.       Fungsi

     keuntungan dari shotcrete yaitu memiliki kekuatan dan daya tahan yang besar, permeability-nya rendah, ikatannya sempurna dan dapat diaplikasikan pada bentuk apapun. keuntungan – keuntungan ini membuat shotcrete banyak digunakan sebagai material struktural.

Bagaimana Cara Mengecor di Dalam Air?

Apakah Anda ingin tahu cara mengecor di dalam air yang benar? Salah satu langkah terpenting yang harus dikerjakan untuk membuat pondasi yaitu pengecoran. Pada dasarnya, mengecor dilakukan dengan menuangkan adukan beton ke bidang cor yang telah ditentukan. Masalah muncul ketika bidang cor tersebut berada di dalam air sehingga dibutuhkan teknik tersendiri dalam pembuatannya.
Solusi yang paling tepat untuk membuat adukan cor beton pada kasus ini yaitu Anda bisa menambahkan semen portland sekitar 10 persen untuk mengantisipasi terjadinya kehilangan kesetaraan komposisi akibat bahan-bahannya yang terlarut dengan air. Selanjutnya untuk proses penuangan cor, Anda bisa menggunakan alat bantu guna mempermudah aplikasinya seperti karung, bak khusus, tremi, katup hydro, dan beton pra-susun. Nah, di bawah ini merupakan penjelasan lengkap dari metode-metode tersebut!


1. Pengecoran Menggunakan Karung
Proses penerapan cor memakai karung dilakukan dengan menuangkan adukan beton ke dalam beberapa karung. Setelah itu, karung-karung tersebut dimasukkan ke dalam air dan disusun sedemikian rupa. Biasanya susunan karung-karung ini juga dipantek satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan konstruksi yang padat dan masif. Meski relatif mudah dikerjakan, sayangnya biaya yang harus dikeluarkan untuk teknik ini lumayan besar terutama untuk menyewa tenaga penyelamnya.
2. Pengecoran Memakai Bak Khusus
Disebut bak khusus karena bak ini sudah dirancang secara khusus untuk membantu mempermudah pengecoran di dalam air. Prinsip kerjanya yaitu ketika adukan beton dimasukkan ke dalam bak, selanjutnya adukan tersebut akan keluar melalui pintu output yang terbuka secara otomatis. Kemudian bak khusus ini bisa diangkat ke atas secara perlahan-lahan supaya adukan beton mengalir lancar tepat ke arah bidang cor.
3. Pengecoran dengan Pipa Tremi
Mayoritas pekerja bangunan menuangkan cor ke dalam air menggunakan pipa tremi karena dinilai lebih efektif dan efisien. Untuk pengerjaannya, mulailah dengan mengisikan adukan beton ke dalam pipa tremi hingga cukup penuh. Selanjutnya pipa tremi ini diangkat perlahan agar campuran betonnya mengalir keluar melalui lubang pipa yang satunya lagi. Jadi agar hasil pengecorannya sempurna, pastikan ujung pipa bagian bawah tersebut selalu terbenam di dalam campuran beton yang sedang dituangkan.
4. Pengecoran Menggunakan Katup Hydro
Wujud katup hydro yang dipakai pada proses ini yaitu terdiri atas pipa nylon berdiameter 600 mm dan bersifat fleksibel untuk menuangkan adukan beton. Bagian bawah katup hydro ini biasanya dilengkapi dengan pelindung kaku yang berbentuk silinder. Pada dasarnya, prinsip kerja alat katup hydro ini mirip seperti tremi yakni mengalirkan campuran beton ke bidang cor yang dikehendaki.
5. Pengecoran Memakai Beton Pra-Susun
Proses penuangan cor memakai beton pra-susun diawali dengan menyusun agregat kasar terlebih dahulu. Berikutnya lakukan pekerjaan grouting/grout colodial. Kemudian grout ini dicampurkan dengan pasir, semen, dan air secukupnya. Beberapa ada pula yang menambahkan zat aditif misalnya plastisizer pada alat pengaduk khusus.
6. Pengecoran dengan Pemompaan
Pelaksanaan metode ini sangat menguntungkan arabika proses pengecorannya menggunakan campuran beton yang bersifat sedang dengan ukuran agregat yang kurang dari 40 mm. Anda bisa memanfaatkan zat aditif yang mampu meningkatkan daya keplastisan dari campuran beton tersebut. Kelebihan dari teknik pengecoran dengan pemompaan ini antara lain dapat menghemat rencana anggaran biaya (RAB) proyek, kebutuhan tenaga kerjanya sedikit, hasilnya berbanding lurus dengan persiapan awal, dan tingkat produktifitas pekerjaannya pun gampang dinaikkan dengan memperbesar kapasitas pompa dan meningkatkan kualitas hasilnya

Beton Siklop
Beton jenis ini sama dengan beton normal/biasa, perbedaannya ialah pada beton ini digunakan ukuran agregat yang relatif besar-besar. Ukuran agregat kasar dapat sampai sebesar 20 cm, namum proporsi agregat yang lebih besar dari biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen agregat seluruhnya. Beton ini digunakan pada pembuatan bendungan, pangkal jembatan dan sebagainya.

Beton Hampa (Vacuum Concrete)
Seperti telah diuraikan didepan bahwa hanya kira-kira separuh air yang dicampurkan saja yang dipakai untuk bereaksi dengan semen, adapun separuh sisanya untuk mengencerkan adukan. Beton jenis ini diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa, namun setelah beton tercetak padat kemudian air sisa reaksi disedot dengan khusus, disebut cara vakum (vacuum method). Dengan kemudian air yang tinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.



1. move slowly and carefully, especially in order to avoid being heard or noticed.
Atau, kalo diterjemahkan ke bahasa pribumi… bergerak secara perlahan dan hati-hati, dengan tujuan biar ngga kedengaran atau ketahuan.
Kata kuncinya, bergerak secara perlahan, dan ngga ketahuan (terdeteksi).
Nah… fenomena ini yang terjadi pada beton… beton bisa “bergerak” dan nyaris ngga bisa diamati pergerakan itu. Soalnya terjadinya sangat lama dan sangat kecil. Sangat lama itu artinya dalam hitungan bulan bahkan tahun.
Beda dengan lendutan elastis (seketika) yang bisa diamati pada saat beton diberi beban. Saat itu juga kita bisa mengukur berapa lendutan, atau perpendekan yang dialami oleh beton. Tapi pada fenomena creep, ngga seperti itu.
Nah, karena di bahasa pribumi kita ngga ada padanan kata yang paling cocok untuk fenomena seperti itu, maka dipakelah terjemahan mentah-mentah dari istilah creep.. yaitu rangkak.

Seperti Apa Beton Merangkak?


Desain Balok Beton Bertulang (susut,rangkak dan retak)

Nah, bagian terakhir dari serial desain balok beton ini adalah bagian yang penting namun kadang diabaikan, yaitu kontrol lendutan dan retak.
 Setelah ini baru kita lihat contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari. 
Beton punya sifat susut dan rangkak. Susut adalah pemendekan beton selama proses pengerasan dan pengeringan pada temperatur konstan. Sementara rangkak terjadi pada beton yang dibebani secara tetap dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu pada balok beton dikenal istilah short-term (immediate) deflection dan long-term deflection.
Kontrol Lendutan Balok Pada SNI 03-2847-2002
Kita tau kalau lendutan itu adalah fungsi dari kekakuan yaitu perkalian antara modulus elastisitas beton   dengan inersia penampang  , lebih populer dengan istilah  . Ternyata eh ternyata… lendutan itu harus dibatasi, karena itu menyangkut masalah kenyamanan. SNI-Beton-2002 kali ini dengan tegas membuat butir tersendiri, yaitu butir 9.5 tentang Kontrol Tekan
CARA PENANGANAN RETAK
Abstrak: Dalam perkembangan dunia kontruksi, banyak pembangunan yang di peruntukkan untuk bangunan dengan bentang yang sangat panjang seperti gedung pertemuan, gedung olahraga maupun gedung lain yang tidak memperbolehkan banyak kolom di sepanjang balok. Masalah utama pada perencanaan bangunan dengan bentang yang panjang adalah resiko keretakan pada struktur balok yang terjadi akibat rendahnya kemampuan beton untuk menerima gaya tarik. Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tersebut, diberikan gaya ke arah longitudinal elemen struktural. Gaya yang dikenal dengan gaya prategang ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau mengurangi tegangan tarik dibagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban kerja. Namun tiap perencanaan beton prategang juga harus memperhitungkan efek jangka panjangnya. Salah satu tahapan perhitungan yang penting untuk perhitungan beton prategang adalah perhitungan besarnya kehilangan prategang akibat adanya susut dan rangkak pada beton, di mana akan berakibat pada perubahan tegangan dan lendutan pada baja pretagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana pengaruh jangka panjang dari rangkak dan susut pada perencanaan balok prategang.Metode yang digunakan saat memprediksi besarnya nilai susut dan rangkak adalah metode ACI 209R, CEB-FIP 1990, dan AS 3600-2001.Nilai susut dan rangkak tersebut digunakan untuk memprediksi besarnya perubahan tegangan yang terjadi di mana pengaruh perubahan tegangan tersebut digunakan juga untuk memprediksi besarnya perubahan lendutan pada daerah kritis pada kondisi beban kerja. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai ultimate untuk susut dengan metode ACI 209R, CEB-FIP 1990, dan AS 3600-2001 berturut-turut adalah adalah  -1,062 x 10-4, -4,430 x 10-4, dan -2,735 x 10-4. Sedangkan nilai rangkak ultimate berturut-turut adalah 1,3197;1,8450;dan 1,6465. Efek susut dan rangkak pada elemen balok prategang berakibat pada pengurangan gaya prategang yang juga berakibat pada perubahan nilai tegangan dan lendutan pada beton tersebut dimana efek pengurangannya akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu hingga mencapai ultimate dan dianggap konstan. Nilai perubahan tegangan akhir maksimum pada layer baja prategang setelah umur penelitian selama 30 tahun  adalah 179,1796 Mpa. Sedangkan hasil lendutan maksimum pada akhir masa penelitian adalah 14,0877 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa perencanaan balok prategang tersebut masih sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan. Dimana baja masih berada pada kondisi elastis dan lendutan tidak melebihi standar kenyamanan yang ditentukan (L/300

Cara Pengujian Beton

Cara Pengujian Beton

Pengambilan contoh uji Beton dan pengujian dalam pelaksanaan pekerjaan beton secara umum dapat dibagi menjadi tiga kegiatan.
Pertama, pengambilan contoh dan pengujian material penyusun beton, yang meliputi bahan-bahan semen, agregat, air dan atau bahan tambah. Hasil pengujian ini akan digunakan sebagai dasar sebagai perancangan beton (mix design)
Kedua, Pengambilan contoh dan pengujian beton segar. pengujian ini dilaksanakan setelah didapatkan suatu komposisi campuran beton. pengujian ini dilakukan untuk menguji sifat-sifat dari beton segar dan pengaruhnya nanti setelah beton mengeras.
Ketiga, Pengambilan contoh dan pengujian beton keras. pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai kekuatan dari struktur yang direncanakanndan langkah perbaikan selanjutnya.

Pengambilan contoh uji material Beton

Pengambilan contoh uji ini dilakukan agar kondisi sebenarnya dapat terwakili. batasan minimum contoh yang harus diambil dalam suatu ukuran tertentu belum dijelaskan secara rinci. secar mudah, untuk tingkat homogenitas material yang tinggi, contoh uji akan lebih sedikit diambil. standar yang dapat diadopsi mengikuti ASTM D.3665 "practice for Rando Sampling of contruction material" aturan pengambilan sampel mengikuti aturan statistik.

Sampel semen Portland

pengambilan contoh uji semen dilakukan secara acak. untuk semen zak yang telah disimpan cukup lama digudang, perlu dilakukan pengambilan sampel, begitupun untuk semen curah.

Sampel Agregat

Pengambilan contoh uji dalam agregat pun harus dilakukan secara acak, namun karena variabilitas sumber agregat yang tinggi maka pengambilan contoh pun bergantung pada tempat asal agregat. ASTM D.75 "Standard Practice for sampling Aggregates" memberikan rekomendasi tentang pengambilan sampel ini :


(1). Pengambilan dari Quarry 
Jika agregat yang akan digunakan dalam campuran nantinya langsung diambail dari quarry maka contoh yang      di amabil harus dapat mewakili. Contoh dapat diamabil dari daerah-daerah yang akan digunakan. Untuk      lapisan yang lebih dalam, dapat digunakan pengeboran atau pipa yang diruncingkan (khusus agregat halus).      Pengambilan contoh sebaiknya dilakukan pada arah vertical, karena homogenitas dari sisi vertical biasanya      tinggi.


(2). Pengambilan dari Timbunan
 Jika diambil dari timbunan, contoh uji harus diambil pada interval tertentu yang dirasa mewakili. Pada alpisan terdalam, pengambilan dilakukan dengan pipa atau penggalian dengan sekop/ekskavator.

(3). Pengambilan dari Belt Conveyor
 Pengambilan contoh dengan belt conveyor harus dilakukan secara penuh dalam arah melintang dal dalam waktu yang pendek. Banyak sedikitnya sempel yang diambil tergantung homogenitas agregat. 

(4).Pengambilan dari Train (gerbong kerta api)
 Pengambilan contoh dilakukan pada setiap gerbong, pada sisi-sisi dan tengah gerbong. Banyak sedikitnya contoh uji yang diambil tergantung homogenitas agregat. Jika contoh agregat yang diambil terlalu banyak, dapat dikurangni sesuai dengan kebutuhan. Pengurangan ini dapat dilakukan secara manual (Quarter Method) atau dengan mesin (Splitter Machine). Standar yang dapat di adopsi adalah ASTM c.702 "Standard Practice, For Reducing Samples Of Agregate to Testing Size". 

Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode-metode pengurangan tersebut.

(1). Mesin Pembagi (Mechanical Splitter) atau metode A 

Splitter Machine/Sample Splitter merupakan alat pembagi contoh yang biasanya digunakan di laboratorium untuk volume pengerjaan yang kecil. Agregat yang masuk ke dalam mesin pembagi akan dibagi dua sama banyak, dimana satu bagian keluar/berhenti dan satu lagi terbagi dua sama banyak, hingga didapatkan contoh ujib yang diingnkan.

(2). Quartering Method Atau Metode B.

 Agregat ditaruh di tempat yang datar  kemudian dicampur secara merata. Caampuran agregat kemudian dibagi empat sama besar,  dengan terlebih dahuklu membentuk lingkaran. Lingkaran tersebut dibagi menjadi empat yang sama besarnya. Dua contoh yang berlawanan arah diambil sebagai contoh uji. Jika masih terlalu banyak, diulangi lagi sampai didaptkan contoh yang diinginkan.

(3) Miniatur Penimbunan (Miniature Stockpile Sampling) Atau metode C

Metode pengambilan sampel dengan cara agregat halus saja. Metode ini merupakan cara C dalam ASTM C.702 Prosedur pelaksanaannya adalah menempatkan contoh agregat halus pada tempat yang keras serta bersih dan meratakan permukaannya. Material dicampur dan diputar-putar sebanyak tiga kali. Bentuk kerucut dibuat dengan menggunakan sekop. Puncak kerucut kemudian ditekan dengan sekop agar terbagi menjadi empat bagian.


Evaluasi Kuat Tekan Beton

Evaluasi Kuat Tekan Beton

Evaluasi dilakukan untuk menjamin terjagannya komposisi dari campuran, tingkat kemudahan pengerjaan dan kekuatan beton nantinya. Evaluasi ini meliputi pengaruh suhu, llingkungan setempat (environment), pengaruh dari lokasi pengerjuaan, dan hal-hal lain yang menyebabkan sifat-sifat dari beton segar berubah, yang pada akhirnya akan menyebabkan pengarh terhadap kekuatan struktur. Evaluasi dilakukan terhadap hasil dari (1). Pengujian silinder untuk kubus yang dilakukan di laboratorium, (2). Pengujian silinder dengan core drill atau nondestructive test, (3). Pengujian beban langsung (load test).

PENGUJIAN KUAT TEKANAN DI LABORATORIUM DENGAN SILINDER/KUBUS

 

Evaluasi ini bertujuan untuk menguji apakah kekuatan beton telah tercapai sesuai rencana atau belum dan untuk menentukan langkah-langkah preventif dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai ekonomis. Pengajuan dilakukan dengan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 150mm dan tinggi 300mm atau kubus ukuran 150 x 150 x 150 mm. Evaluasinnya selau dalam bentuk pengujian silinder. Jika data dihasilkan dari benda uji berbentuk kubus atau ukuran yang lebih kecil dari standar maka harus dilakukan konversi kedalam bentuk silinder. Satunya yang digunakan adalah N/m2 atau MPa.

Standar Nasional Indonesia telah memberikan langkah-langkah untuk 
melakukan evaluasi beton keras ini, dengan memperhatikan hasil uji kekuatan tekan selinder beton. Dalam konsep tata cara perancangan dan pelaksanaan konstruksi Beton -1989 5.6.2.3,atau dalam pedoman beton 1989. Pasal 4.7 tercantum bahwa,pelaksanaan beton dapat di terima jika hasil kekuatan tekan betonnya memenuhi dua syarat yang di berikan,nilai-nilai sebagai berikut:

(1) Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (terdiri dari empat pasangan benda uji) tidak kurangdari     (f'c+0.82s), dengan s adalah standar deviasi.
(2) Tidak satupundari benda iju yang nilainya kurang dari 0.85f,c

Jika langka pertama tidak terpenuhi,maka diambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan kekuatan tekan.Jika langka kedua yang tidak terpenuhi tindakan yang diambil adalah dengan menguji apakah kekuatan struktur masih cukup kuat dengan nilai kekuatan aktual,dengan cara menganalisa ulang struktur menggunakan tekan aktuanya atau dengan menguji cara uji tidak merusak (nondesturcti test). Beberapa pengujian

UJI TIDAK MERUSAK UNTUK BETON

 



Uji tidak merusak beton dapat dilakukan untuk mengevaluasi beton yang setelah dilakukan uji melalui silinder atau kubus tidak memenuhi syarat yang diberikan. Pengujian tidak merusak dapat menggunakan metode resonansi dan pulse velocity, metode kekerasan permukaan (surface hardness methods) yang meliputi rebound methods, probe penetration test,Pinpenetration test (Mohaltra, 1994:320-338).

Metode dasar frekuensi resonansi menurut ASTM C.215 menggunakan dua alternative prosedur yang pertama metode gaya resonansi (forceresonance method) dan metode beban kejut (impact resonance methol). Metode pertama menggunaka pengetaran dengan eletro-makenik (electro-mechanical drive unit).Contoh uji di berikan gaya nyata yang ringan dan tanggapannya dimonitor. Nilai maksimum melalui contoh uji yang dapat diambil untuk tiga modus yang berbeda.Pada metode kedua hampir sama tetapi dengan 
memberikan beban kejut pada contoh uji. Alat untuk melihat resonansinya biasanya digunakan accelerrometer sebagai alat rekamnya. 

salah satu cara yang dikenal dalam pengujian tidak merusak adalah pengambilan contoh uji melalui pengeboran atau core drill,yang di gunakan pada daerah yang di perkirakan tidak memenuhi syarat.Minimal diambil 3 contoh uji.Penganbilan contoh uji tidak bolehmengenai tulangan.Selanjutnya dapat di terimah menurut standar nasional Indonesia jika memenuhi syarat sebagai berikut:

(a) Kekuatan rata rata 3(tiga)bendah uji minimal0.85f'c
(b) kekuatan tekan masing masing hasil uji minimal 0.75f'c.

Pengambilan contoh uji dilakukan menggunakan core drill machine (mesin bor inti) dengan ukuran silinder tertentu,misalnya NX =54 mm, HX = 76 mm.Pelaksanaan pembuatan benda uji dapat mengikuti ketentuan yang tertuang dalam SK.SNI.T-16-1991-03.kemudian sampel uji diuji dengan mesin tekan atau mesin lentur untuk
mendapatkan data.

PENGUJIAN MERUSAK UNTUK BETON (Destructive Test)

Pengujian merusak (Destruktive test) merupakan tindakan tahap akhir pada pengujian struktur beton. Langkah ini dapat dilakukan dengan pengujian beban langsung (load test) pada struktur. Pembebanan diberikan sesuai dengan batas pembebanan yang direncanakan, jika kekuatan dan deformasi memenuhi, maka struktur dapat diterima.
Cara paling akhir adalah mereduksi beban-beban yang semula direncanakan dengan memberikan batas kekuatan sesuai dengan kekuatan hasil pengujian. untuk itu harus dilakukan analisis ulang pada struktur yang dibuat.

BAB III
KESIMPULAN
Makalah ini dapat di simpulkan bahawa semua cara pengecoran mempunyai kekurangan dan kelebihan maka dari itu kita harus mengetahui cara yang baik dan menekan sekecil mungkin resiko tersebut.dan kita juga harus memahami semua desain beton yang baik,dan kita juga dapat mengetahui dan cara evaluasi kuat tekan beton .evaluasi bertujuan untuk menguji apakah kekuatan beton telah tercapai sesuai rencana atau belum untuk menentukan langkah langkah preventif dengan tidak menyampingkan nilai nilai ekonomis. Contoh beton hampa atau dengan kata lain vacuum concrete yaitu ketika beton tercetak kemudian air sisa reaksi di sedot dengan kusus .dengan demikian air yang tinggal hanya air yang di pakai untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang di peroleh sangat kua.begitu pula cara cara yang lain .


















DAFTAR PUSTAKA

Amirudin.2011.https://amiros.word press.com/pengecoran-beton-saat-cuaca-panas-akibat-sinar matahari/
Transit-mixed concrete ltd.17/09/2002.https://www.tmcltd.com.sg
Pompa beton.2014.pionirbeton.com/pompa__beton.php
My journey.d.rangkak pada beton.2015.www.milanondalle.com/rangkak-pada-beton/
Kampus Teknik Sipil Indonesia.sifat sifat beton segar.kampus-sipil.blogspot.co.id/2013/03sifat-sifat-beton-segar.html?m=1